SAMPIT/tabengan.com – Guna mendukung program kawasan wisata di Ikon Jelawat Sampit, PT Pelindo III yang mengelola Pelabuhan Sampit, dalam waktu dekat akan memindahkan kegiatan general cargo atau bongkar muat barang di Pelabuhan Sampit ke terminal bongkar muat di Pelabuhan Bagendang, Kecamatan Mentaya Hilir Utara. GM PT Pelindo III Irsyam Bakri mengungkapkan, Pelabuhan Sampit nantinya akan difokuskan untuk terminal penumpang.
“Kita akan fokus membangun terminal penumpang yang ada di Pelabuhan Sampit sesuai dengan keinginan Pemkab. Kita harus sinergi dalam membangun destinasi wisata, fokus di terminal penumpang yang ada di dekat Tugu Jelawat. Supaya view di Tugu Jelawat bisa lebih real dan menarik,” terang Irsyam, Rabu (8/8).
Pihaknya menyampaikan akan membangun terminal penumpang yang lebih modern dengan kapasitas 1.500 penumpang. “Terminal penumpang yang akan kita bangun ini akan kita sinergikan dengan program pemerintah, menjadikan Kota Sampit sebagai dertinasi wisata. Anggaran sudah siap untuk membangun terminal penumpang,” tandasnya.
Untuk pemindahan general cargo tersebut, Pelindo III sudah memperpanjang dermaga Pelabuhan Bagendang dan menambah lapangan penumpukan. “Dalam jangka panjang Pelindo III akan membangun suatu kawasan pariwisata, dimana dalam jangka panjang kan membangun tempat bisnis di kawasan Pelabuhan Sampit,” ungkapnya. Untuk bongkar muat konatiner di Pelabuhan Bagendang sendiri, Irsyam Bakri mengungkapkan, ada peningkatan setiap tahun. Saat ini setidaknya ada 4.000 hingga 5.000 teus (satuan unit container) dalam setiap bulannya.
Anggota DPR RI, Hamdhani, saat meninjau Pelabuhan Bagendang mengungkapkan, Pelindo III perlu menambah kapal pandu, agar setiap kapal besar yang akan masuk ke Sungai Mentaya tidak perlu antre atau meunggu terlalu lama. Saat ini jumlah kapal pandu dinilai masih kurang jika dibandingkan dengan kebutuhan. “Setiap kapal dengan panjang lebih dari 70 meter tidak boleh sandar sembarangan, harus dipandu. Saat ini ada dua pelabuhan, ada yang di Sampit atau di Bagendang apalagi kapal yang memerlukan jasa pandu ini juga banyak, baik itu perusahaan pelayanan yang sudah ada seperti Meratus, Pertamina dan lainnya. Jangan sampai karena kekurangan kapal pandu ini, kapal-kapal yang akan masuk ke Sungai Mentaya harus menunggu lama di laut. Hal tersebut akan menyebabkan tidak efisien,” tandasnya. c-arb