PKK Pandih Batu Wakili Pulpis LCM-B2SA

PULANG PISAU/tabengan.com – Tim Pengerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga TP-PKK Kecamatan Pandih Batu berhak mewakili Kabupaten Pulpis telah keluar sebagai juara Lomba Cipta Menu – Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) tingkat Kabupaten Pulang Pisau tahun 2018 dan berhak mengikuti kegiatan serupa tingkat Provinsi Kalimantan Tengah.

Untuk peringkat ke 2 TP PKK Kecamatan Jabiren dan posisi ke 3 di tempati TP PKK Kecamatan Sebangau Kuala.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Pulang Pisau Ir Hanafi mengatakan, kegiatan LCM-B2SA itu dalam rangka memperkenalkan keanekaragaman pagan alternatif selain beras dan tepung terigu.

Dikatakannya, LCM-B2SA yang melibatkan ibu-ibu PKK dari seluruh kecamatan itu diharapkan hasilnya dapat disosialisasikan dan diperkenalkan kepada warga masyarakat di masing-masing kecamatan, bahwa keanekaragaman pagan itu bisa dijadikan makanan alternatif selain nasi dan tepung terigu.

Karena, semakin meningkatkan penduduk juga dibarengi dengan tahun berkurangnya lahan, secara otomatis keanekaragaman pangan itu bisa dijadikan makanan alternatif. “Harapan kita, ibu-ibu PKK ini bisa mensosialisasikan dan memperkenalkan keanekaragaman pangan kepada masyarakat, sehingga nantinya bisa dijadikan makanan alternatif, ” terang Hanafi,” Rabu (8/8).

Sementara, Ketua TP PKK Kecamatan Pandih Batu Elita AMD mengaku sangat bersyukur atas prestasi yang diraihnya pada LCM-B2SA tingkat Kabupaten Pulang Pisau tahun 2018.

Dirinya juga mengaku telah siap untuk menjadi wakil Kabupaten Pulang Pisau pada LCM-B2SA tingkat Provinsi Kalimantan Tengah.

Sebelumnya, Pj Bupati Pulang Pisau Ir Hj Sunarti, saat secara resmi membuka LCM B2SA menuturkan, keanekaragaman bahan pangan tersebut belum benar-benar mampu kita manfaatkan bagi pemenuhan pangan, bahkan komsumsi ketergantungan kita cenderung makin meningkat terhadap beras dan tepung terigu yang salah satunya merupakan faktor pengungkit mendorong terjadinya krisis pangan.

” Padahal, kalau kita telusuri setidaknya ada 77 makanan bahan lokal yang kandungan karbohidratnya hampir sama dengan nasi. Sehingga bisa dijadikan subtitusi dan potensi besar sebagai bahan pangan alternatif penganti beras, apabila kita kelola secara baik, ” terang Sunarti.

Dia juga menjelaskan, pangan alternatif sebagai penganti beras diantaranya, ubi jalar, talas, sagu, singkong, jawawut dan masih tersisa 72 jenis lainnya. Menurutnya, banyaknya keanekaragaman pangan lokal ini bila kita kembangkan dengan baik akan memiliki nilai ekonomi tinggi dan tujuan ketahanan pangan yang didengungkan bapak “ Harapan kita, kegiatan ini tidak sekedar seremoni, tetapi bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di dalam dalam mencukupi kebutuhan konsumsi pangan keluarga, ” pungkasnya. c-mye