Kerugian Tongkang Tabrak Lanting Ratusan Juta

SAMPIT/tabengan.com – Akibat tongkang bermuatan pasir yang hanyut dan menghantam sejumlah lanting dan menenggelamkan beberapa kelotok dan jukung, Jumat (10/8) pagi, diperkirakan kerugian yang diderita masyarakat mencapai ratusan juta rupiah. KSOP Pelabuhan Sampit saat ini masih mendata kerusakan dan kerugian yang diderita masyarakat.

Sejumlah korban peristiwa tersebut mengungkapkan, kerugian yang mereka derita cukup besar. Seperti yang dialami Hj Murhimah yang lanting rumahnya porak-poranda dihantam tongkang yang hanyut tersebut.

“Kerusakan di lanting saya sangat parah. Kondisinya nyaris tenggelam dan tidak bisa digunakan lagi,” terangnya, akhir pekan lalu.

Untuk memperbaiki lanting yang rusak tersebut, sebutnya, memerlukan biaya yang tidak sedikit dan bisa mencapai puluhan juta rupiah. “Upah memperbaiki lanting yang rusak ini lebih mahal dibandingkan memmperbaiki rumah. Karena bekerjanya di atas air, kesulitannya dua kali lipat dibandingkan bekerja di darat. Selain itu, kalau menghitung material, seperti ulin yang jumlahnya cukup banyak, tentu biayanya juga besar,” lanjutnya.

Pihaknya mengharapkan lanting yang rusak tersebut secepatnya diperbaiki. “Kalau mereka memperbaiki sendiri lanting tersebut tidak masalah, yang penting kembali seperti semula,” jelasnya.

Korban lainnya yaitu Lesa mengalami kerusakan yang lebih parah. Kelotok miliknya yang bermuatan batu koral dan material untuk membangun rumah ibadah juga hancur lebur dan tenggelam. Bahkan sepeda motor miliknya yang diparkir di jembatan sebuah lanting di dekat kelotoknya juga ikut tenggelam akibat peristiwa tersebut. Kerugian yang dideritanya diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.

“Saya biasa membawa barang dari Sampit ke Katingan Kuala. Kelotok sudah ada muatannya dan mau berangkat pagi harinya. Namun subuh ada tongkang yang hanyut, kelotok saya hancur dan isinya tenggelam. Sepeda motor saya juga tenggelam. Biasanya memang saya parkir di jembatan menuju lanting,” tandasnya.

Hal sama dialami Bahrian. Perahu atau jukung miliknya yang bermuatan berbagai jenis barang juga hancur dan tenggelam. Usai kejadian, dia dan beberapa rekannya berusaha menyelamatkan barang-barang yang tenggelam ke dasar Sungai Mentaya. “Saya biasa membawa barang ke wilayah seberang. Sudah ada muatannya, namun akhirnya hancur. Barang-barang saya ada yang hanyut dan ada yang teggelam,” jelasnya.

Selain itu, beberapa lanting milik warga yang ada di Jalan Iskandar Sampit mengalami kerusakan. Ada yang rusak parah dan sebagian lagi hanya mengalami sedikit kerusakan. Sejumlah warga sudah memperbaiki kerusakan tersebut, akhir pekan lalu.

Sementara itu, Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit masih terus mendata kerusakan dan kerugian yang diderita warga. “Yang jelas perusahaan agen pelayaran dan pemilik kapal siap memberikan ganti rugi,” jelas Kepala KSOP Sampit, Toto Sukarno, pekan lalu.

Peristiwa tongkang hanyut yang menabrak lanting ini, ungkapnya memang kerap terjadi di DAS Mentaya. Sebab itu, ke depan pihaknya akan memperketat lagi pengawasannya, sehingga peristiwa ini tidak terulang. Ditegaskannya, tongkang yang ditambatkan harus dipastikan ikatannya kuat dan tidak akan terlepas, khususnya saat arus kuat.

Sebelumnya diberitakan, warga yang tinggal dibantaran Sungai Mentaya, khususnya di Jalan Iskandar Kelurahan Mentawa Baru Hilir, Kecamatan MB Ketapang, Kabupaten Kotim, dikejutkan dengan sebuah tongkang bermuatan pasir yang hanyut dan menghantam sejumlah lanting dan kelotok warga, Jumat (10/8) sekitar pukul 04.00 WIB.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun sejumlah lanting warga rusak, beberapa kelotok warga hancur dan tenggelam. Diketahui tongkang yang hanyut tersebut yaitu Terang 301, sedangkan tugboat yang menarik tongkang adalah Prima Power 01 dan agen pelayarannya yaitu Jatarim. c-arb