SMA Kristen Buntok Hanya Miliki 2 Siswa

BUNTOK/tabengan.com – Sungguh memprihatinkan kondisi Sekolah Menengah Atas Kristen (SMAK) Buntok, Kabupaten Barito Selatan. Sudah selama 3 tahun ajaran hanya memiliki 2 orang siswa.

Padahal sekolah tersebut berada di tengah Kota Buntok, tepatnya di kawasan komplek pelajar Buntok, namun siswanya hanya 2 orang sementara gurunya berjumlah 8 orang.

Menurut seorang guru SMAK Buntok yang tidak ingin namanya dikorankan, kondisi ini sudah berlangsung beberapa tahun dan akhirnya pada tahun ajaran 2018/2019 tidak ada 1 siswa dan siswi pun yang mendaftar ke sekolah ini.

Hal ini membuat kelas X tidak ada siswanya, sementara kelas XII hanya 1 orang laki-laki. Sedangkan kelas XI hanya 1 orang perempuan, namun hingga kini pun tidak kunjung datang lagi kesekolah.

“Kami sudah berupaya menghubungi siswi tersebut, baik melalui ponsel maupun surat, namun sayang tidak ada balasan. Jadi saat ini siswa kami hanya 1 orang lagi yang tersisa,” katanya dengan penuh prihatin.

Ia menjelaskan, meskipun hanya 1 orang siswa diajarkan atau dididik oleh 8 orang guru, namun pihaknya tetap semangat memberikan pendidikan kepada 1 orang siswa tersebut.

Dengan kondisi seperti ini, pihaknya meminta kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Kabupaten Barsel untuk segera membantu mencarikan solusi, agar SMAK Buntok ini kembali memiliki siswa dan siswi seperti dulu.

Sebab pada waktu lalu jumlah siswanya cukup banyak, bahkan mencapai 300 orang. Sekolah ini juga telah melahirkan sejumlah pejabat, tidak hanya di Kabupaten Barsel, namun Provinsi Kalteng.

“Padahal sarana dan prasarana di sekolah seperti ruang kelas sangat mencukupi, namun sayang masyarakat terkesan enggan memasukkan anaknya ke sekolah ini. Pemerintah juga terkesan tutup mata terhadap sekolah ini, meskipun sekolahnya berada di tengah kota Buntok,” katanya.

Seorang alumni SMAK tahun 1992, Arniansyah, mengaku prihatin ketika berkunjung ke sekolah itu. Bangunan sekolahnya berdiri dengan tegap, namun siswa hanya 2 orang, sementara gurunya 8 orang.

Namun dirinya sangat bangga dengan pengorbanan guru-guru yang sangat luar biasa. Mereka telah rela tidak mendapatkan sertifikasi, karena jam mengajar tidak terpenuhi, karena hanya memiliki 2 siswa.

“Akan tetapi yang kami sesalkan, pihak yayasan tidak bergerak. Seharusnya yayasan dalam kondisi seperti ini bergerak meminta kepada Pemprov Kalteng,” katanya.

Ia juga mengharapkan agar sarana dan prasarana yang masih baik ini, bisa dimanfaatkan. Kemudian antara yayasan dan Dinas Pendidikan Pemprov Kalteng serta guru di SMAK Buntok ini, bisa mencari solusi terkait masalah tersebut.

“Jangan sampai bangunan sekolah yang masih baik dibiarkan begitu saja tanpa adanya murid baru yang pada akhirnya nanti tidak bermanfaat, justru menghamburkan anggaran,” katanya.

Dia berharap kepada pihak yayasan yang diketuai Damber Liwan, Sekretaris Sukanto Djaban dan Bendahara Nombela, bisa segera berkoordinasi dengan pihak sekolah dan pemerintah, sehingga masalah siswa bisa segera teratasi.

Retno, siswa SMAK Buntok dari Majundre, mengatakan, dirinya merasa kurang nyaman dengan kondisi hanya sendiri berada di sekolah. c-dan