Malas Tapi Kreatif

Tabengan.com – Generasi milenial atau yang dikenal sebagai generasi yang lahir pada 1980-an hingga awal 2000-an acap kali dikaitkan dengan sifat yang serba instan. Namun sifat tersebut rupanya menjadi inovasi lahirnya ide-ide kreatif yang kini dinikmati masyarakat luas.

Hal tersebut diungkapkan pengamat e-commerce Daniel Tumiwa. Daniel menjelaskan dulu orang hidup tergantung dengan institusi, dengan pemikiran sekolah, lulus, dan bekerja yang membuat dunia besar karena perusahaan. Tapi tidak pada generasi saat ini dengan memanfaatkan sifat yang serba instan melahirkan ide kreatif.

“Kepepet dan malas, melahirkan akal dan ide kreatif. Mereka berpikir bagaimana caranya malas-malasan dan makanan datang, lahir lah sistem seperti Go-Food,” ujar Daniel di Hotel Westin, Jakarta, baru-baru ini.

Tentu tidaklah mengherankan, jika saat ini bermunculan teknologi yang memanjakan penggunanya dengan berbagai fitur-fitur menarik. Seperti teknologi asisten digital yang baru-baru ini diluncurkan salah satu perusahaan elektronik multinasional. Teknologi tersebut, dimanfaatkan untuk mencari infromasi hingga dikembangkan agar bisa lebih banyak menerima perintah.

Selain itu, menilik perkembangan zaman ini, banyak orang jarang menggunakan tempat untuk berjualan, generasi milenial bisa berbisnis dengan tempat yang kecil namun menghasilkan peluang yang besar.

“Saya bisa jualan kerupuk di garasi lalu dijual di platform digital dengan seperti saya bisa berdiri sendiri,” tambah Daniel.

Perkembangan anak milenial yang diikuti perkembangan ekonomi digital, rupanya tidak mematikan pasar offline. Pasar dengan target generasi milenial coba diinovasikan untuk merasakan langsung dari manfaat produk. Seperti halnya dengan salah satu perusahaan penyedia alat olahraga, menyediakan tempat tersendiri untuk konsumen merasakan produknya secara offline.

“Jadi ini lah generasi saat ini, tidak mau menunggu, cenderung berdiri sendiri. mereka malas tapi penuh inovasi, inilah kehebatan merek,” pungkasnya.m-com