Tak Kebagian Formasi, Tenaga Teknis Kotim Kecewa

SAMPIT/tabengan.com – Harapan para pencari kerja yang hendak mencoba peruntungan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Kotawaringin Timur dari kalangan tenaga teknis pupus. Pasalnya, Pemkab hanya membuka lowongan untuk dua formasi, yakni tenaga kesehatan dan pendidikan.

Hana (28), warga Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, lulusan Ilmu Pertambangan, mengaku sangat kecewa karena pembatasan kuota jenis formasi yang diberikan oleh pemerintah.

“Jumlah formasinya banyak, tapi hanya untuk kesehatan dan guru. Padahal, saya sudah menunggu cukup lama untuk dapat mengikuti tes seleksi menjadi CPNS,” keluhnya kepada Tabengan, Kamis (13/9).

Senada dengan itu, Lina (29), lulusan Ekonomi Manajemen, memutuskan tidak mengikuti tes seleksi CPNS, karena berharap penempatan di Kotim.

“Katanya sih ada jurusan saya di Palangka Raya, tapi jumlah formasinya hanya satu. Rasanya sangat mustahil saya bisa lolos dari puluhan ribu pencari kerja yang lain,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kotim Alang Arianto, Kamis (13/9), mengungkapkan, pihaknya mengajukan sebanyak 1.400 formasi kepada Pemerintah Pusat. Permintaan formasi itu tidak hanya difokuskan kepada tenaga pendidik dan kesehatan, namun juga tenaga teknis. Hal itu dikarenakan kebutuhan tenaga teknis di Kotim juga mengalami kekurangan sama seperti tenaga pendidikan dan kesehatan.

Dari 1.400 formasi yang diajukan, Pemerintah Pusat hanya memberikan kuota sebanyak 602 formasi. Dengan rincian 325 tenaga pendidikan, 275 kesehatan dan 2 honorer K2. Untuk tenaga guru SD, guru kelas 268 orang, mata pelajaran/PAI 30 orang. Kemudian untuk SMP, PAI 7 orang, IPA 15 orang , IPS 5 orang. Sementara untuk tenaga kesehatan rinciannya dokter spesialis 8 orang, dokter umum, dokter gigi dan apoteker masing-masing 13 orang, perawat 186 orang dan bidan 24 orang.

“Memang kita akui kebutuhan tenaga teknis juga kita perlukan, saya minta para pencari kerja yang di luar formasi bisa bersabar menunggu perekrutan yang akan datang,” harapnya.

Dari Katingan, Riduan, lulusan Teknik Sipil mengatakan, dengan hanya dua formasi yang disetujui, maka peluang mereka yang bukan lulusan dari pendidik dan kesehatan tidak ada sama sekali pada 2018 ini, sehingga mereka merasa kecewa.

Kuota K2 Hanya 2 Orang
Bupati Kotim H Supian Hadi mengungkapkan, dirinya juga terkejut, karena Pemerintah Pusat hanya memberikan jatah tenaga honorer K2 sebanyak 2 orang.

“Saya sih maunya banyak yang dapat. Tapi, ternyata dari sananya hanya dapat segitu. Padahal, kita sudah upayakan untuk ditambah, namun hasil akhir tetap demikian,” ujarnya, Kamis (13/9).

Menurut dia, untuk tenaga honorer K2 semua harus mengikuti prosedur sama seperti perekrutan CPNS jalur umum, yakni melalui seleksi. Sementara untuk tenaga honorer K2 yang lain ia mengaku masih berupaya memperjuangkan nasib mereka ke Pemerintah Pusat.

Kepala BKD Kotim Alang Arianto mengungkapkan, sesuai data untuk tenaga honorer K2 yang memenuhi syarat mengikuti seleksi CPNS di Kotim hanya ada 4 orang. c-may/c-sus