Tabengan.com – Sakariyas dan Sunardi NT Litang merupakan salah satu pasangan kepala daerah yang dilantik Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, Senin (24/9). Mereka terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Katingan masa bakti 2018-2023 pada Pilkada serentak tahun ini.
Siapa sangka, kedua kepala daerah itu punya kisah hidup yang dramatis. Sakariyas, di masa muda pernah menjadi penyapu jalan, dan Sunardi mulai bekerja sebagai sopir taksi kuning.
Kepada Tabengan, Sakariyas menuturkan, saat masih berstatus siswa sekolah menengah atas (SMA), ia pernah bekerja sebagai tukang sapu jalan di Kota Palangka Raya.
“Setelah lulus SMA, saya melamar lagi di Hotel Dandang Tingang, tapi langsung diterima dan bekerja selama beberapa tahun. Itu setelah lulus SMA. Juga menjadi tukang sapu dan membersihkan kamar mandi, toilet, dan tempat tidur, atau lebih kerennya adalah cleaning service,” tutur Sakariyas.
Setelah itu, Sakariyas mendaftar ke Bank Pembangunan Daerah Kalteng (kini dikenal sebagai Bank Kalteng), dan ditugaskan di Palangka Raya. Setahun kemudian, ia ditugaskan ke Cabang Pembantu Sampit, Kotawaringin Timur. Enam tahun kemudian, dimutasi sebagai pimpinan Bank Kalteng Capem Kasongan, 2009-2013.
Pada 2013 itulah, bersama H Ahmad Yantenglie, Sakariyas mencalonkan diri sebagai bupati dan wakil bupati. Mereka berdua terpilih dan dilantik sejak 2013. Setelah sekitar 3,5 tahun, Sakariyas diangkat melanjutkan kepemimpinan Kabupaten Katingan sebagai bupati pada 24 Juli 2018.
Pada Pilkada 2018, ia mencalonkan diri kembali berpasangan dengan Sunardi NT Litang. “Akhirnya saya dan Sunardi Litang terpilih, dan kini dilantik menjadi Bupati dan Wabup periode 2018-2023 oleh Gubernur Kalteng,” kata Sakariyas.
Pria kelahiran Katingan, 24 Oktober 1960 ini berharap dukungan masyarakat Katingan. “Sehingga, dalam 5 tahun ke depan ini pembangunan bisa berjalan lancar, aman, dan sukses dengan visi-misi yaitu Katingan Bermartabat,” ujarnya menutup wawancara.
Sopir Angkot
Akan halnya Sunardi Litang, ia memulai karir sebagai salah satu karyawan perusahaan kontraktor pembangunan jalan raya di Kota Palangka Raya, 6 bulan setelah lulus STM. Ia terlibat saat perusahaan itu membangun jalan antara Kasongan-Kereng Pangi.
Kemudian malang melintang ke Manuhing dan ke Kahayan, Sampit, Seruyan, Pangkalan Bun, dan beberapa kabupaten lain di Kalteng. Bekerja mulai sebagai tukang cangkul dan tukang aduk semen, hingga membuat perencanaan bangunan.
Itu ditekuni Sunardi hingga akhirnya ia menjadi kontraktor sendiri, termasuk operator grader. “Motivasi saya saat itu bekerja sambil belajar,” ujarnya.
Tahun 1998, ia menikah. Meski berpengalaman 7 tahun sebagai kontraktor, namun oleh orang tuanya Sunardi dibelikan taksi angkot (taksi kuning), dan ia pun menaksi selama 4 tahun hingga tahun 2002. “Meskipun sebagai seorang sopir taksi, namun selama 4 tahun saya sudah bisa membangun rumah sendiri, dengan tukang sendiri,” akunya.
Tahun 2004, dua tahun setelah Katingan menjadi kabupaten, ia beralih profesi kembali sebagai kontraktor. “Alhamdulillah, dari pekerjaan yang kecil hingga sedikit lebih besar, akhirnya bisa seperti kontraktor lainnya. Dan, pada 2018 saya diajak mendampingi Pak Sakariyas mencalonkan diri,” pungkasnya. aris munandar