Kualitas Udara Kota Turun

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Kebakaran lahan di pinggiran Kota Palangka Raya, kembali marak. Akibatnya, kota mulai diselimuti kabut asap. Udara kota pun mulai berbau. Banyak warga mengaku sakit kepala akibat menghirup asap.

“Kalau di luar rumah lama-lama sakit kepala. Udaranya mulai bau,” kata Mulyadi, salah satu warga di Jalan Adonis Samad, Palangka Raya, Kamis (27/9).

Wilayah yang paling terdampak asap seperti kawasan Bandara Tjilik Riwut, Kereng, dan Lingkar Luar Mahir Mahar. Asap putih tampak tebal dari pagi hingga petang.

Kualitas udara di wilayah pinggiran lebih buruk dibanding tengah kota. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) milik stasiun BMKG di Jalan Adonis Samad, Kamis pukul 15.00, menunjukkan nilai PM10 (Particulate Matter) berada di angka 65 dengan kategori sedang. Sementara di dalam kota, menurut stasiun KLHK di Kecamatan Jekan Raya pada jam yang sama, PM10 berada pada angka 50, masih termasuk kategori baik.

Kepala UPT Laboratorium Lingkungan Palangka Raya Bowo Budiarso mengungkapkan, sepanjang minggu ini tren menunjukkan perubahan kualitas udara cukup signifikan. Pada 19 September kualitas udara sempat membaik dengan PM10 berada di angka 5, namun pada 23 September nilai PM 10 hampir stabil di angka 50 meskipun beberapa hari setelahnya sempat turun akibat guyuran hujan.

“Memang data yang kita ambil di stasiun udara KLHK di Jekan Raya menunjukkan jika kualitas udara kita masih dalam batas wajar dan baik. Selama parameter PM10 berada di bawah nilai ambang batas yang ditetapkan, tidak berpengaruh langsung kepada kesehatan manusia. Hanya akan ada perubahan pada jarak pandang akibat kabut dan aroma tak sedap,” ungkapnya, Kamis (27/9).

Bowo menambahkan, nilai ambang batas (NAB) sebagai batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan untuk PM10 adalah di bawah angka 150. “Untuk beraktivitas saat masih aman dilakukan. Tapi masyarakat disarankan untuk menggunakan masker dan mengurangi aktivitas diluar ruangan untuk menjaga kesehatan,” tuturnya.

Memburuknya kualitas udara membuat Dinas Kesehatan Kalteng dan BPBD membagikan masker, Kamis kemarin. Pembagian makser dilakukan di dua titik, traffic light Jalan Yos Sudarso-MH Thamrin dan di Bundaran Kecil depan Kantor Gubernur.

“Pembagian masker ini adalah suatu program untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan akibat kabut asap. Karena melihat beberapa hari terakhir ini, intensitasnya agak tinggi,” ujar Plt Kepala Dinkes Kalteng Yayu Indiryati, Kamis (27/9).

Selain membagikan masker langsung kepada masyarakat, Dinkes juga memberikan masker kepada sejumlah organisasi dan lembaga masyarakat.

Terpisah, Yaesar Wawan, pegawai Dinkes Kalteng yang membagi maksre di Yos Sudarso-HM Thamrin mengatakan, masker yang dibagikan sekitar 6.000 lembar.

Sehari 34 Hotspot
Berdasarkan laporan harian Posko Siaga Darurat Karhutla, dari Rabu (26/9) pukul 07.00 hingga Kamis (27/9), terdeteksi ada 34 hotspot di beberapa kabupaten/kota. Terbanyak di Pulang Pisau 13 titik, disusul Sukamara 8 titik, dan Kotawaringin Timur 4 titik. Lalu Kapuas, Katingan, dan Seruyan msaing-masing 3 titik

Sementara satelit Terrra Aqua dan SNPP tidak mendeteksi titik panas di daerah lain seperti Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Gunung Mas, Kotawaringin Barat, Lamandau, Murung Raya, dan Palangka Raya.

Dari Sampit dilaporkan, kebakaran terjadi di sejumlah kawasan. Antara lain di Jalan Pramuka, Jalan Iskandar, Jalan Lingkar Selatan, dan Jalan Tidar Baru. Selain itu, kebakaran lahan juga terjadi di daerah Sei Ijum Raya Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.

“Pada Hari Rabu (26/9) terjadi kebakaran lahan cukup besar di Jalan Pramuka, saat itu sudah dipadamkan petugas. Namun tampaknya hari Kamis (27/9), masih berasap karena kawasan ini lahan gambut, sehingga mungkin tidak padam sampai ke bawah,” terang Ilham, warga yang melintas di kawasan tersebut, Kamis kemarin.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kotim Rihel SSos mengungkapkan, pihaknya akan terus siaga ketika terjadi kebakaran hutan dan lahan. “Kami akan pantau terus titik–titik yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan ini,” ungkapnya.

Kebakaran lahan yang terjadi di Jalan Pramuka, sempat menimbulkan kabut tebal dan mengganggu para pengguna jalan yang melintas di ruas jalan terebut, karena asapnya yang pekat. m-rgb/ded/c-arb/dkw