Hendra Lesmana Wakafkan Diri untuk Lamandau

Tabengan.com – Pesta demokrasi Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Lamandau 2018 telah berakhir. Pasangan calon nomor urut 4, H Hendra Lesmana dan Riko Porwanto (Hero) meraih suara terbanyak, dan resmi dilantik Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran, Senin (24/9) lalu.

Hendra mengakui, meski selama ini tidak berdomisili di Lamandau melainkan di Kota Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, bukan berarti Lamandau asing baginya.

Lebih-lebih, sekitar 6-7 tahun lamanya ia berkiprah di dunia usaha di Lamandau, menjadi bagian dari salah satu perusahaan swasta, PT Amprah Mitra Jaya, yang berada di daerah Batu Tatal, Desa Perigi Raya, Kecamatan Bulik.

Bahkan, pria 36 tahun itu mengaku, keputusannya maju dalam kontestasi politik di Lamandau muncul dari sebuah keikhlasan untuk ‘mewakafkan diri’ kepada masyarakat Lamandau.

“Keputusan saya maju dalam Pilkada Lamandau tahun 2018 ini sejatinya tidaklah muncul tiba-tiba. Tetapi keputusan maju justru diambil didasarkan pada hasil pemikiran yang panjang dan pertimbangan yang matang. Di mana secara individu dan keluarga, saya siap mewakafkan diri demi kemajuan daerah,” ungkap Hendra.

Ayah empat anak dari perkawinannya dengan Rusdianti itu juga menuturkan, jika dirunut dari sisi historis, keluarga besarnya, khususnya dari pamannya H Abdul Rasyid AS, tidak terbantahkan bahwa Lamandau adalah bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan hidup.

“Kami (keluarga) bisa seperti saat ini karena memiliki ikatan keluarga dan ikatan batin dengan Lamandau, titik awal melangkah berjuang dalam dunia usaha itupun dari Lamandau. Atas dasar itu pula kami merasa terpanggil untuk ‘mewakafkan’ diri kami semata-mata untuk mengabdi terhadap masyarakat di Bumi Bahaum Bakuba ini, sebagai salah satu bentuk balas budi kami,” ucap pria kelahiran Pangkalan Bun, 19 Januari 1981 itu.

Hendra juga secara tegas akan mewujudkan komitmen dalam mengabdikan diri demi kemajuan daerah.

“Salah satu di antaranya adalah terwujudnya keadilan yang betul-betul merata dalam segala bidang, baik secara sosial maupun ekonomi, sebagaimana tujuan dari adanya otonomi daerah,” ujarnya.

Ia meyakini, usia yang masih muda tidak membuatnya berkecil hati turut serta melaksanakan pembangunan di satu daerah. Baginya, justru yang muda seharusnya memiliki motivasi berlipat dalam melayani masyarakat dengan pendakatan yang lebih kreatif, inovatif dan menjadi solusi atas segala persoalan yang dihadapi.

Ia juga meyakini, suksesnya suatu program apapun bentuknya tidak dapat terwujud begitu saja, tanpa adanya kerja keras dan kerja bersama seluruh pemangku kepentingan. karamoi suwartono