Male/tabengan.com – Presiden terpilih Maladewa Ibrahim Mohamed Solih mulai resmi berkantor pada Sabtu, mencari bantuan dari India dan Amerika Serikat untuk keluar dari lilitan utang China yang dibuat pendahulunya guna membangun prasarana di pulau-pulau di pesisir.
Kekalahan mengejutkan sosok kuat pro-China, Abdulla Yameen, telah membuka jendela bagi India, mitra politik tradisional, untuk memperoleh lagi pijakan yang Beijing raih dalam perebutan dominasi kawasan.
Perdana Menteri Narendra Modi akan menjadi tamu peringkat tertinggi pada pelantikan di stadion sepakbola nasional di Male, ibu kota Maladewa. Pejabat China yang akan menghadiri acara itu ialah Menteri Budaya dan Pariwisata Luo Shugang.
Kehadiran Modi mengisyaratkan akhir dari hubungan yang sudah berlangsung dingin selama bertahun-tahun karena Yameen mengambil kebijakan dengan China, hubungan yang telah memperdalam kerisauan India karena dikepung oleh negara-negara yang condong ke arah Beijing.
Di Sri Lanka, negara pulau yang terletak di sebelah tenggara India, persaingan antara New Delhi dan Beijing telah menjadi salah satu pemicu krisis politik dalam beberapa pekan belakangan.
“Dahulukan India” Solih, yang pernah menjadi anggota parlemen untuk waktu lama, telah menjanjikan kebijakan “dahulukan India” di Maladewa, dengan mengatakan negara kecil itu, yang berpenduduk sekitar 400.000 orang, memerlukan hubungan solid dengan tetangganya itu.
Timnya juga mengkaji kembali investasi China yang bernilai jutaan dolar, dan juga utang dari para peminjam China dan bagaimana mengaturnya kembali. Solih mengatakan penyelidikan akan dilakukan untuk mengetahui apa yang terjadi dan memperbaiki akuntabilitas, kata Adam Azim, anggota komite transisi, kepada wartawan pada Kamis.