PONTIANAK/tabengan.com – Direktur Bisnis PLN regional Kalimantan, Mahizon Masri, mengatakan secara bertahap akan menonaktifkan mesin pembangkit listrik berbahan bakar diesel untuk wilayah Kalimantan.
“Secara bertahap, beberapa unit PLTD yang ada di wilayah Kalimantan akan kita matikan. Untuk Kalbar, kita masih menunggu gardu Induk PLTU Sintang selesai dibangun, baru kita nonaktifkan PLTD yang ada di sini,” kata Mahizon di Sintang, Kamis.
Dengan terbangunnya gardu Induk PLTU Sintang yang ditargetkan selesai pada tahun 2019, nantinya transmisi listrik akan tersambung dari Sintang ke Pontianak. PLTU itu nantinya juga akan terkoneksi dengan Sistem Khatulistiwa PLN Kalbar.
“Untuk tahun 2018 ini semua mesin PLTD yang ada juga secara bertahap tidak digunakan lagi. Yang masih beroperasi hanya dengan skala kecil seperti di Putussibau, Nanga Pinoh, dan beberapa daerah lainnya,” tuturnya.
Mahizon menambahkan kalaupun masih diperlukan pengoperasian PLTD yang ada, pihaknya akan melakukan pengkajian lebih jauh untuk mengganti bahan bakar alternatif lain dari PLTD yang ada seperti biodiesel B20 yang terbuat dari minyak kelapa sawit.
Hal itu juga berdasarkan deadline yang diberikan oleh Kementrian ESDM yang meminta PLN untuk bisa mengubah PLTD ke pembangkit berbahan minyak sawit selama dua tahun ke depan. “Ini karena sudah banyak perusahaan sawit yang bisa mendukung PLN dalam memberikan pasokan minyak sawit untuk pembangkit PLN. Penggunaan minyak sawit ini harapannya bisa mengurangi ketergantungan impor Bahan Bakar Minyak (BBM), sehingga membantu nilai tukar rupiah,” tuturnya.
Selain itu, penggunaan pembangkit bahan minyak sawit memberikan kontribusi untuk lingkungan yakni menciptakan energi bersih.Diketahui, PT PLN (Persero) menyatakan siap menggunakan biodiesel B20 untuk semua kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) mulai September 2018. Ant