Kasus Obesitas, Dokter Tawarkan Titin Operasi

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Wakil Direktur Bidang Pendidikan dan Kemitraan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dr. Theodorus Sapta Atmadja bersama pihak Dinas Kesehatan Palangka Raya mengunjungi Titi Wati (36), wanita obesitas di rumahnya, Jalan Bima Komplek G Obos Permai, Selasa (8/1).

Pria yang akrab disapa dr Theo ini menjelaskan satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi penumpukan lemak berlebihan di badan itu adalah dengan cara operasi. Berbagai risiko juga disampaikan dalam pelaksanaan operasi nantinya.

Dokter Theo menyebut RSUD Doris Sylvanus masih menunggu jawaban dari pihak keluarga, apakah menjalani operasi atau tidak. Apabila memang pihak keluarga mengizinkan dilakukan operasi, RSUD Doris Sylvanus juga meminta waktu untuk mempersiapkan berbagai hal yang diperlukan.

Mulai dari proses membawa pasien dari rumah ke RS, kata Theo, sarana prasarana juga harus dibuat secara khusus, termasuk dokter ahli yang akan melakukan operasi. Sekarang ini, sementara menunggu keputusan menjalani operasi atau tidak, yang bersangkutan akan dibantu untuk dihitung kebutuhan jumlah kalori saja. Syukur-syukur dapat mengurangi berat badan itu.

“Operasi sendiri apabila dilakukan berupa pengecilan lambung, dan mungkin juga pengurangan panjang usus. Ada tenaga ahli yang didatangkan secara khusus dari Bali. Operasi tidak dipungut biaya, hanya menyediakan transportasi dan akomodasi bagi dokter, itu saja. Dokter ini didatangkan dari Bali, mengingat kasus seperti ini yang pertama kali ada di Kalteng, khususnya selama 20 tahun saya bekerja,” kata Theo.

Stres Perceraian
Kasus obesitas Titi Wati bermula dari perceraian yang membuatnya stres hingga melampiaskan ke makanan. Puncaknya, wanita yang akrab disapa Titin ini mengalami kelebihan berat badan. Sekarang berat badannya mencapai 250 kilogram, bahkan lebih. Bobot tubuh yang demikian membuatnya tak bisa melakukan aktivitas sehari-hari. Bahkan, untuk menyediakan makan, mandi, dan buang air harus mendapatkan bantuan dari buah hatinya, Herlina.

Di rumahnya Jalan Bima, Titin hanya bisa berbaring tengkurap, dan melakukan aktivitas sehari-hari seperti karaoke, makan, serta berkumpul bersama keluarga. Ia juga selalu ditemani sebuah kipas angin yang hidup 24 jam untuk mencegah rasa panas. Di rumah bertipe 36 itu Titin tinggal bersama suami dan anaknya.

Awalnya, cerita Titin, tidak ada masalah dalam pola makan. Selama tahun 2012-2013 masih cukup nyaman dalam beraktivitas. Meskipun terakhir kali menimbang pada 2013 berat badan mencapai 167 kilogram, tapi masih dapat melaksanakan berbagai kegiatan dengan baik. Sejak itu dia tidak pernah lagi menimbang berat badannya.

Pola makan, kata Titin, layaknya masyarakat biasa yakni 2 kali sehari dengan porsi yang standar. Namun, konsumsi camilan seperti gorengan, pentol kuah, jus, dan yang lainnya inilah yang memicu sampai terjadinya kegemukan. Bahkan, es batu dari kulkas sebagai bahan cemilan pula, layaknya permen. Konsumsi yang berlebihan, ditambah nafsu makan yang besar membuat pola makan menjadi tidak teratur.

“Tepatnya tahun 2014 sudah tidak bisa lagi melakukan aktivitas sehari-hari. Sejak itu pula, berat badan terus bertambah, sampai kondisi seperti sekarang ini. Sebelumnya, memang ketika usia masih 20 tahun, kebiasaan ngemil itu sudah sering dilakukan. Sebelum usia 31 tahun, bobot sudah mencapai 80-90 kilogram. Namun, tetap rutin ngemil,” kata Titin bercerita dengan perlahan, sambil sesekali menghela napas disertai dengan candaan, Selasa.

Selama mengalami kelebihan berat badan memang tidak pernah sakit, hanya kesulitan untuk bernapas itu, khususnya ketika berbaring dengan kondisi terlentang. Berbaring pada posisi menyamping masih bisa dilakukan, meski dengan kesulitan.

Sementara itu, hasil komunikasi dengan pihak RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya, Titin mengaku gembira peluang untuk menurunkan berat badan bisa dilakukan, meski melalui mekanisme operasi.

Keputusan dioperasi tidaknya, ujar Titin, tergantung pada keputusan bersama dengan seluruh keluarga. Hasil keputusan bersama dengan seluruh keluarga ini menentukan apakah akan menjalani operasi atau tidak.

DPRD-Pemko Koordinasi
Wakil Ketua DPRD Kota Palangka Raya Ida Ayu Nia Anggraini mengatakan pihaknya sudah bertemu dengan Pemerintah Kota (Pemko) melalui Wakil Wali Kota Palangka Raya Hj Umi Mastikah. Menurutnya, sudah ada koordinasi bersama Pemko untuk segera menangani kondisi Titin.

“Sudah kita koordinasikan, dan ibu Wakil Wali Kota sudah berkunjung ke sana. Mungkin dari Pemko sendiri akan ada penanganan dan jalan keluar atas kondisi yang menimpa ibu Titi. Yang pasti, lembaga kita turut prihatin atas hal tersebut,” ucap Ida Ayu kepada Tabengan, Selasa (8/1).

Legislator dari Partai Gerindra ini juga meyakini Pemko melalui dinas dan instansi terkait lainnya sudah turun tangan untuk penanganan atas kondisi yang dialami salah satu warganya.

“DPRD sendiri akan mendukung penuh langkah yang diambil Pemko, tentu demi memerhatikan segi kesehatan ibu Titi,” jelasnya. ded/rgb