Warga Belum Tahu Cara Mencoblos

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Sosialisasi seputar Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 17 April mendatang, kurang menyentuh elemen masyarakat. Buktinya, masih banyak yang belum paham tentang cara mencoblos.

“Saya masih belum mengetahui secara persis bagaimana mekanisme Pemilihan Umum tahun 2019. Sosialisasi untuk kami masih belum ada, tetapi kebetulan karena saya pernah nonton di TV jadi sedikit ada gambaran. Tetapi untuk mengetahui secara persis masih belum,” kata Seven Christian, seorang mahasiswa di Palangka Raya, Senin (21/1).

Hal senada diungkapkan Johanes, pekerja swasta di Kota Cantik. Dia mengaku sampai sekarang belum tahu bagaimana tata cara pencoblosan, jumlah surat suara, dan lain-lain yang berkaitan dengan Pemilu 2019.

“Saya sebagai masyarakat awam masih belum mengerti sama sekali terkait proses pemilihannya nanti seperti apa. Semoga akan ada sosialisasi yang dilakukan bagi masyarakat, terutama di tingkat RT,” kata Johanes ketika dibincangi Tabengan, Senin.

Keluhan serupa juga disampaikan Yanto, warga lainnya. Menurutnya, sampai saat ini masih belum tahu secara detail bagaimana proses Pemilu kali ini.

“Jadi, yang saya pikirkan adalah sama saja seperti tahun kemarin, dan terus terang saya juga kurang dapat informasi soal itu. Hendaknya kami masyarakat biasa juga diberikan sosialisasi tentang Pemilu tahun 2019 ini,” ujar Yanto.

Adi Nugroho, pekerja swasta lainnya, mengemukakan kalau untuk tata cara pemilihan, surat suara, kemudian mekanisme pemilihan tahun ini jujur saja masih belum mengerti. Tetapi untuk tahun-tahun sebelumnya ia selalu ikut berpartisipasi dalam Pemilu.

“Semoga saja masyarakat bisa diberitahu bagaimana tata cara Pemilu tahun ini, karena saya sehari-hari sibuk bekerja jadi kurang begitu mengetahui secara persis tentang hal itu. Biasanya cuma tahu lewat TV, tapi itu pun saya masih belum mengerti,” kata Adi.

Menjawab itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum Kalimantan Tengah (KPU Kalteng) Harmain Ibrohim menjelaskan sekarang ini upaya untuk melakukan sosialisasi terus dilakukan. Setiap tahapan yang ditempuh KPU Kalteng selalu diiringi dengan sosialisasi kepada masyarakat.

“Dimulai saat pemutakhiran data pemilih, jajaran KPU sampai tingkat PPS di kelurahan, dan desa sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Ada gerakan pencocokan dan penelitian (coklit) serentak dengan mendatangi tokoh-tokoh masyarakat. Ada gerakan melindungi hak pilih, ada sosialisasi ke berbagai segmen masyarakat,” jelas Harmain.

Sekarang, lanjut Harmain, KPU Kalteng juga telah membentuk relawan demokrasi dari 10 segmen masyarakat. Ada dari segmen pemuda, wanita, tokoh agama, pemula, daerah pinggiran, dan marjinal, serta segmen warga net (netizen), termasuk pula segmen komunitas dan lainnya.

Jumlah relawan demokrasi ada 55 orang setiap KPU kabupaten, dan KPU kota. Relawan demokrasi akan bertugas membantu KPU menyosialisasikan Pemilu kepada seluruh masyarakat di basis segmen masing-masing.

“Relawan demokrasi akan menjadi mitra KPU kabupaten, dan KPU kota dalam menjalankan agenda sosialisasi. Semoga dengan hadirnya relawan demokrasi ini, tingkat partisipasi pemilih pada pemilu 17 April 2019 bisa lebih baik dan meningkat lagi. Paling tidak, target partisipasi pemilih secara nasional 77,5 persen dapat tercapai,” kata Harmain, dalam pesan singkatnya terkait sosialisasi Pemilu 2019, Senin (21/1).

Program ini melibatkan peran serta masyarakat yang ditempatkan sebagai pelopor demokrasi bagi komunitasnya. Sosialisasi juga tidak hanya dilakukan oleh KPU Kalteng. Secara berjenjang dilakukan sosialisasi sehingga dapat tersampaikan kepada masyarakat dengan baik. Besar harapan, sosialisasi juga dilakukan oleh peserta Pemilu, mengingat ini juga menjadi tugas dan tanggung jawab bersama.ded/m-ybs