PALANGKA RAYA/tabengan.com – Kalangan DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng) menyatakan, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) harus berkembang di daerah ini. Karena itu, pemerintah perlu dukungan perkembangannya untuk menopang perekonomian daerah.
Demikian diungkapkan anggota DPRD Kalteng Ergan Tunjung kepada Tabengan, belum lama ini.
Menurutnya, pada 2018 lalu, Bank Indonesia (BI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar Temu Akbar 1000 UMKM di Palangka Raya.
Kegiatan tersebut, menurutnya, sangat positif guna merangsang pertumbuhan UMKM di daerah ini. ”Kegiatan ini salah satu upaya mendorong sekaligus merangsang pelaku UMKM menyikapi anjloknya ekonomi, terutama di bidang perkebunan seperti sawit dan karet,” katanya.
Wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) I, meliputi Kabupaten Katingan, Gunung Mas, dan Kota Palangka Raya ini juga mengatakan, saat ini harga kelapa sawit hanya berkisar Rp500 per kg, karena mengalami penurunan yang sangat signifikan dari yang awalnya Rp1,400 per kg.
Sedangkan harga getah karet pun sekarang ini hanya berkisar Rp7.500 per kg, sehingga petani karet kurang bergairah menyadap karena masih rugi.
“Bukan hanya masyarakat yang rugi dengan anjloknya harga komoditas sawit dan karet, tapi juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi Kalteng. Jadi keberadaan UMKM sangat diperlukan sekarang ini agar pertumbuhan ekonomi dapat stabil dan tetap membaik, sekaligus membantu mensejahterakan masyarakat,” terangnya.
Lebih lanjut, politisi dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Kalteng ini mengatakan, pemerintah pusat maupun provinsi sudah memberikan perhatian terhadap UMKM.
Buktinya, beberapa bantuan yang disalurkan, seperti alat penggilingan pentol maupun pembuatan tahu. Bahkan untuk memfasilitasi peminjaman dana atau pengajuan kredit kepada perbankan juga sudah dilakukan Pemprov melalui Jamkrida.
“Hanya, sekarang ini memang perlu dilakukan pengoptimalan serta pengawasan dari pemerintah maupun bimbingannya juga penting kepada seluruh pelaku UMKM itu sendiri,” pungkasnya. sgh