SAMPIT/tabengan.com – Sebanyak 115 rumah Kepala Keluarga (KK) di Desa Sei Ubar, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terendam banjir sejak 7 Februari lalu. Genangan air setinggi 1-1,5 meter merepotkan warga di 5 RT. RT 1 dan 2 sebanyak 30 KK, RT 3 sebanyak 25 KK, RT 4 sebanyak 34 KK, dan RT 5 sebanyak 35 KK.
M Yusuf, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, mengungkapkan pihaknya bersama instansi terkait langsung turun ke lapangan begitu mendapat informasi, Sabtu (9/2), untuk melakukan pemetaan udara, pendataan daerah banjir, identifikasi kerugian serta mendata jumlah rumah terendam.
“Pantauan saat ini kondisi Desa Sei Ubar masih mengalami banjir meski air sudah berangsur surut. Sementara, kondisi warga semua terpantau sehat. Posko terpadu juga sudah melakukan pengobatan gratis pada warga di desa itu,” ujarnya, Minggu (10/2).
Ketika melakukan pendataan, jelas Yusuf, ditemukan sebanyak 15 warga yang mengalami sakit, di antaranya stroke, dermatitis, ISPA, hipertensi dan gastritis. Pihaknya langsung memberikan pelayanan kesehatan, pemeriksaan dan pengobatan dengan berkolaborasi Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Pundu.
Saat itu, salah satu perusahaan besar swasta yakni PT Binatama Gunajaya Argo (BGA) memberikan bantuan sembako berupa beras sebanyak 400 Kg, sarden 160 kaleng, minyak goreng, gula pasir, kopi dan teh yang diserahkan melalui Kades Sei Ubar Bombi.
Diungkapkan Yusuf, selama banjir merendam rumah warga, sebagian ada yang mengungsi ke tempat saudaranya di lokasi yang lebih tinggi. Sementara sebagian lainnya tetap bertahan di lokasi.
“Dari pantauan menggunakan kamera drone, terlihat Desa Sei Ubar konturnya lebih rendah. Sehingga menjadi lokasi langganan banjir, bahkan tiap tahunnya,” terangnya.
Ia pun mengimbau kepada warga setempat untuk dapat selalu menjaga kesehatan. Terutama harus waspada dengan penyebaran penyakit kulit, seperti gatal-gatal dan diare yang kerap muncul ketika musibah banjir terjadi. Pihaknya juga memastikan posko banjir Kotim akan selalu memonitor kondisi dan perkembangan di lokasi banjir. c-may