PALANGKA RAYA/tabengan.com – Diduga stres karena pisah ranjang dengan istrinya selama setahun terakhir, Perianto (33) warga Jalan Massa, Kelurahan Banturung, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangka Raya, mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di pohon rambutan belakang rumahnya, Kamis (14/2) pagi.
Informasi terhimpun, peristiwa ini pertama kali diketahui oleh CL, adik kandungnya, sekitar pukul 05.00 WIB. Saat itu ia bermaksud buang air kecil di kamar mandi belakang rumah. Saat menengok ke pepohonan, CL melihat seperti pocong tergantung di pohon rambutan.
Melihat itu, CL pun ketakutan lalu berteriak hingga akhirnya sang ayah, Bartel, segera menolong dan mendapati jika yang tergantung di pohon adalah Perianto. Bersama warga, tubuh Perianto diturunkan dengan cara memotong tali yang melilit lehernya. Setelah berhasil diturunkan, ternyata korban sudah tak bernyawa lagi. Kejadian itu kemudian dilaporkan ke Polsek Bukit Batu.
Kapolsek Bukit Batu Ipda Arif Dani Susanto mengatakan berdasarkan keterangan keluarga, Perianto diduga mengalami stres karena pisah ranjang dengan istrinya yang memilih tinggal di Kapuas bersama anaknya.
“Cerita dari keluarga, dua minggu terakhir ini korban menutup diri dan sering murung. Tidak pernah cerita dengan keluarga jika ada masalah,” ungkapnya saat dihubungi Tabengan.
Lebih lanjut diterangkan, dari dalam kamar korban juga ditemukan beberapa surat tangan yang mengisahkan permasalahannya. Sang istri tidak mau ikut dengannya tinggal di Banturung.
“Dua minggu ini terjadi perubahan perilaku. Korban sering tidak tidur, hingga akhirnya sudah ditemukan tak bernyawa di pohon rambutan,” jelas Kapolsek. fwa