Tabengan.com – Kamu sedang didera kegagalan? Ada beberapa orang yang akan langsung menyalahkan orang lain atas apa yang ia alami, banyak juga yang malah mengisolasi diri dan gak mau menemui siapapun, tapi gak sedikit pula yang berhasil mengatasi rintangan tersebut dan berhasil untuk terus maju.
Nah, artikel kali ini akan menunjukkan alasan sederhana yang selama ini menahanmu untuk bergerak maju. Apa saja sih? Read on!
Terlalu banyak berkhayal
Well, kita semua suka berkhayal dan bermimpi. Tapi ada beberapa orang yang terlalu ‘betah’ terjebak dalam dunia khayalan hingga membuat mereka mencita-citakan hal-hal mustahil. Hasilnya, orang seperti ini akan selalu berada dalam selubung imajiner, selalu menunggu datangnya keajaiban dan gak mau melakukan usaha apapun untuk mencapai keinginannya.
Jika kamu hanya berdiam diri di satu tempat tanpa melakukan apapun, apakah mungkin uang milyaran akan begitu saja datang ke hadapanmu? Untuk mengatasi hal ini, coba pelan-pelan tinggalkan dunia imajinasimu dan segera lakukan aksi nyata!
Tidak mampu untuk berkonsentrasi
Kita mungkin terbiasa melakukan hal-hal dengan prinsip “beberapa menit membuka Instagram kemudian melanjutkan pekerjaan”. Hidup di dunia yang dipenuhi gadget dan berbagai fasilitas digitalnya memang gak jarang membuat kita lupa untuk berkonsentrasi pada pekerjaan.
Jangan sampai sibuk scrolling di media sosial akan membuatmu lupa untuk mencuci piring, mencuci baju, membersihkan rumah, atau bahkan sekedar mandi dan gosok gigi. Cobalah untuk membuat jarak dengan hal-hal yang berpotensi menyita konsentrasimu pada pekerjaan ya!
Suka membuat rencana tanpa melakukan kerja nyata
Pernahkah kamu berencara melakukan beberapa hal sekaligus namun akhirnya malah gak berhasil menyelesaikan satupun? Biasanya hal ini berkaitan dengan diet, olahraga, atau sebuah proyek yang kamu mulai dengan antusiasme tinggi namun segera terabaikan setelah satu atau dua minggu. Hanya ada satu alasan kenapa hal tersebut bisa terjadi, yaitu kurangnya ketekunan dan gak adanya hasil spesifik yang diinginkan.
Di Jepang, ada istilah khusus yang menggambarkan sindrom ini, yaitu The 3-day Monk. Angka 3 melambangkan jumlah hari rata-rata dari berlangsungnya ledakan hebat dalam jiwa untuk melakukan sesuatu. Agar gak menjadi seorang monk, tenggelamkan dirimu dalam pekerjaan secara bertahap dan hindari hal-hal yang bersifat ekstrem.
Tidak mempertanggungjawabkan aksi
Gak semua hal buruk terjadi karena kesalahan kita, namun bukan berarti hal tersebut gak menjadi bagian dari tanggung jawab kita. Menyalahkan orang lain maupun keadaan gak akan mengubah apapun. Sudah saatnya kamu bersikap dewasa dan bertanggung jawab untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Kemampuan untuk mengakui kesalahan dan memperbaikinya adalah tahap pertama sekaligus tahap paling vital dalam perjalanan menuju kesuksesan. Berhenti menyalahkan pihak lain dan mulailah mengoreksi perilaku diri sendiri.
Orang tercinta kurang mendukung
Salah satu kunci sukses dari kesuksesan adalah dukungan yang kamu dapatkan dari orang lain terutama orang-orang yang paling kamu cintai. Namun sayangnya, bukannya mendapat support, orang-orang di sekitar kita malah sering kali salah paham atau bahkan menghujat keputusan yang kita ambil.
Dalam situasi demikian, kamu gak perlu emosi berlebihan apalagi sampai memicu konflik. Yang harus kamu lakukan adalah memberi pemahaman bahwa kamu mencintai dan menghargai opini mereka.
Namun, di saat bersamaan kamu juga harus menjelaskan pada mereka tentang seberapa penting keputusan yang kamu ambil serta hasil apa yang kamu harapkan di masa depan. Jangan lupa untuk minta dukungan dari mereka secara halus ya!
Terlalu banyak menganalisi diri sendiri
Terlalu banyak menganalisis diri sendiri akan menyebabkanmu masuk ke masalah semakin dalam. Hasilnya, hal negatif tersebut akan mengakar dalam pikiranmu dan membuatmu merasa semakin sedih. Hal seperti ini pada akhirnya dapat menyebabkan depresi.
Terlalu memikirkan nasib bukannya akan membawamu lebih dekat ke kesuksesan melainkan malah akan menjauhkanmu darinya. Katakan yes untuk analisis diri yang sehat dan kesadaran diri yang reflektif. Hal seperti inilah yang akan membantumu keluar dari sikap apatis dan akhirnya dapat menilai kemungkinan-kemungkinan secara lebih baik.
Mencari pihak untuk disalahkan
Ada 2 tipe orang di dunia ini. Pertama adalah yang terus-menerus menyalahkan semua orang atas kegagalan mereka sendiri dan kedua adalah mereka yang bertanggung jawab atas kegagalan diri sendiri.
Mereka yang suka menyalahkan pihak lain mungkin menuding pemerintah, negara tempat mereka tinggal, atau orang tua mereka sebagai pihak yang gak memberi mereka cukup dukungan untuk menjadi sukses. Sementara tipe kedua, yang berhasil menjadi sukses, tahu bahwa kesuksesan hanya bergantung pada upaya, kegigihan, tujuan mereka dan kesadaran bahwa gak ada gunanya menyalahkan orang lain.
Kegagalan yang menyakitkan mungkin malah merangsang mereka untuk menjadi lebih sukses. Ingatlah bahwa gak ada seorang pun yang bersalah atas kegagalanmu kecuali dirimu sendiri dan gak ada orang lain yang dapat membuat masa depanmu bahagia dan sukses selain dirimu sendiri pula.
Tujuan dan cita cita jauh dari realistis
Setiap orang pasti memiliki goal yang ingin dicapai. Namun, kamu harus punya pemahaman yang jelas tentang kemampuan apa yang kamu miliki, berapa banyak waktu yang kamu perlukan, dan seberapa nyata tujuanmu itu.
Boleh kok memiliki impian yang tinggi, namun kamu tetap harus realistis. Jangan membuang waktu dengan memimpikan hal-hal imajiner yang jelas-jelas gak akan mudah terwujud. idn-time/wk-com