PANGKALAN BUN/tabengan.com – Udang rebon atau udang papai dikenal sebagai salah satu sumber hasil laut yang menjadi mata pencaharian masyarakat Desa Keraya, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat.
Tidak tanggung-tanggung, dalam sehari, Salmiah (50) warga RT 01 Desa Keraya mampu menghasilkan 1 ton udang papai. Ia tak menduga udang papai kini banyak diminati dan laris-manis di pasaran.
“Proses pembuatan udang papai ini tidak sulit, hanya mengandalkan matahari. Tetapi jika musim penghujan agak repot juga dan lama untuk mengeringkan, karena penjemuran memengaruhi kualitas udang papai, biar benar-benar kering dan warnanya tetap cantik kemerahan,” kata Salmiah ketika dibincangi Tabengan sembari membolak-balik jemuran udang papai, Senin (18/2).
Salmiah mengaku menggeluti bisnis udang papai baru berjalan 4 bulan. Ia bekerja dibantu anak-anaknya. Sedangkan suaminya, Hamsar (55), seorang nelayan yang sudah menggeluti usaha turun-temurun sejak belum berkeluarga.
Saat melaut, cerita Salmiah, selain mendapatkan ikan juga selalu mendapatkan udang yang berukuran kecil itu. Awalnya, udang-udang tersebut selalu dikonsumsi sendiri atau dijual seadanya, tapi hasilnya tak seberapa.
“Dulu saya tidak pernah terpikir untuk membuat udang papai ini. Karena hasil tangkap udang kecil-kecil banyak dan kami pun bosan konsumsi sendiri, akhirnya saya ikut saran teman membuat udang papai. Meski butuh kesabaran untuk mendapatkan kualitas udang papai yang baik, karena kita harus membolak-balik jemuran sampai kering,” terang Salmiah.
Sekarang, kata Salmiah, dalam satu hari mampu menghasilkan 1 ton udang papai, tetapi jika cuaca sedang ekstrem paling mencapai 60 kilogram atau 10 bakul saja.
“Untuk pembeli alhamdulillah kebanyakan datang sendiri. Saya menjual udang papai ini dengan harga Rp35 ribu sampai Rp40 kg. Penghasilan udang papai ini sangat membantu perekonomian keluarga kami, apalagi saat cuaca angin ribut otomatis suami gak ke laut, paling mengharapkan dari penjualan udang papai ini,” tutur Salmiah.
Bersama anak-anaknya, Salmiah dengan teliti membersihkan hasil jemuran udang papai di halaman rumahnya. Karena setelah kering, udang papai pun harus melalui ayakan agar benar-benar bersih tidak ada pasir atau kotoran lainnya. Selain diayak juga disortir karena tercampur ikan-ikan kecil.
Salmiah berharap ada bantuan dari pemerintah daerah baik pemasaran maupun bimbingan dalam pengemasan agar udang papai yang dihasilkan masyarakat nelayan Desa Keraya dikenal sampai luar daerah. yuliantini