BANJARMASIN/tabengan.com – Wakil Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Resnawan mengatakan tertarik dengan potensi pengembangan obligasi daerah sebagai sumber pendanaan untuk pembangunan infrastuktur daerah.
Menurut Rudy, dia banyak mendapatkan masukan dari tim Bursa Efek Indonesia (BEI) maupun dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terkait adanya potensi pendanaan pembangunan daerah melalui obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah.
“Saya sudah berbincang-bincang dengan Pak Direktur BEI maupun dengan OJK, tentang gambaran obligasi daerah sebagai sumber pendanaan untuk pembangunan daerah, potensi tersebut sangat menarik,” katanya.
Obligasi daerah adalah salah satu sumber pinjaman daerah jangka menengah atau jangka panjang yang bersumber dari Masyarakat.
Melalui obligasi daerah, pemerintah daerah bisa mendapatkan sumber pendanaan baru untuk melakukan pembangunan.
Namun, tambah dia, pihaknya belum bisa memastikan kemungkinan Pemprov Kalsel akan menerbitkan obligasi daerah, karena harus dipelajari lebih lanjut dan detail keuntungan dan risikonya.
Sebelumnya, pada Jumat (15/2) Wagub Kalsel, diundang untuk pertama kalinya pada pembukaan perdagangan di Gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta.
Pada kesempatan tersebut, Wagub mempresentasikan potensi kinerja insdustri Pasar Modal di Kalimantan Selatan.
Dihadapan para pelaku usaha pasar modal nasional, Rudy Resnawan menjelaskan nilai kepemilikan saham di Provinsi Kalsel sebesar Rp39,53 triliun.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Debitur (SID), jumlah investor di Kalsel sebanyak 14.263 orang. Data tersebut meningkat 67,94 persen dibanding tahun sebelumnya.
“Peningkatan jumlah investor di Kalsel merupakan yang tertinggi kedua di regional Kalimantan setelah Kalimantan Tengah,” katanya.
Presentasi investor di Kalsel terhadap seluruh investor di regional Kalimantan adalah sebesar 22,73 persen.
Sedang total transaksi saham di Kalsel dalam satu tahun terakhir sebesar Rp3,26 triliun dengan rata-rata transaksi per bulan Rp271,56 miliar.
Sedangkan total transaksi reksa dana di Kalsel, dalam satu tahun terakhir sebesar Rp1, 77 triliun dengan rata-rata transaksi per bulan Rp 151, 60 miliar.
Di Kalsel terdapat beberapa jaringan kantor pasar modal antara lain KPW BEI, tujuh perusahaan efek, satu manager investasi dan 26 agen penjual reksa dana ant