PALANGKA RAYA/tabengan.com – Kontribusi layanan transportasi laut terhadap transaksi perdagangan ekspor Kalimantan Tengah selama Desember 2018, senilai US$49,01 juta atau sekitar 24,49 persen dari total nilai ekspor. “Layanan muat komoditas ekspor didominasi melalui Kumai (US$30,97 juta). Sedangkan ekspor melalui provinsi lain mencapai US$151,14 juta, terutama melalui Banjarmasin (US$114,63 juta) dan Tanjung Perak (US$11,56 juta),” ungkap Kepala BPS Kalteng, Yomin Tofri, di Palangka Raya, pekan kemarin.
Selama Januari-Desember 2018, kontribusi layanan pelabuhan di Kalimantan Tengah senilai US$477 juta atau 25,06 persen, yang sebagian besar melalui Kumai (US$247,14 juta) dan Sampit (US$174,43 juta). “Sementara melalui provinsi lain mencapai US$1.426,11 juta, yang juga didominasi oleh Banjarmasin (US$1.092,51 juta) dan Tanjung Perak (US$163,46 juta),” imbuhnya.
Terdapat tiga negara yang menjadi destinasi utama ekspor selama Desember 2018, India (US$57,38 juta), Jepang (US$53,11 juta), dan Tiongkok (US$24,44 juta). Sedangkan dua negara destinasi lainnya yakni Singapura dan Pakistan cenderung fluktuatif. “Kontribusi kelima negara tersebut sekitar 83,88 persen dari total nilai ekspor, meliputi India (28,67 persen), Jepang (26,53 persen), Tiongkok (12,21 persen), Singapura (8,65 persen), dan Pakistan (7,82 persen),” katanya.
Dibandingkan bulan lalu, nilai ekspor ke sebagian besar negara mitra dagang meningkat, kecuali Jepang yang mengalami penurunan (14,81 persen). Kuatnya hubungan perdagangan bilateral antara Kalimantan Tengah dengan Tiongkok, dapat dilihat dari tingginya nilai transaksi perdagangan ekspor dan kebutuhan komoditas impor selama setahun terakhir.
Total nilai ekspor Kalimantan Tengah meningkat 50,14 persen dari US$133,32 juta (November2018) menjadi US$200,16 juta (Desember 2018). Secara kumulatif juga terjadi kenaikan 5,70 persen dari US$1.800,52 juta (Januari-Desember 2017) menjadi US$1.903,11 juta (Januari-Desember 2018). “Kenaikan nilai ekspor selama Desember 2018, berbanding terbalik dengan nilai impor yang menurundrastis hingga 57,68 persen dari US$21,41 juta (November 2018) menjadi hanya US$9,06 juta(Desember 2018),” ucapnya.
Selama setahun terakhir, total kebutuhan komoditas impor senilai US$225,82 juta atau meningkat tajam yakni 229,62 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Fluktuasi transaksi perdagangan ini menyebabkan terjadinya surplus pada neraca perdagangan luar negeri senilai US$191,10 juta (Desember 2018) dan US$1.677,29 juta (Januari-Desember 2018),” tambahnya. ybs