Naik Kereta Api, Kim Jong Un Berangkat ke Vietnam

PYONGYANG/tabengan.com – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berangkat ke Vietnam jelang pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump. Dia menumpangi kereta lapis baja.

Dilansir Minggu (24/2), kereta lapis baja yang ditumpangi Kim telah melesat melintasi Cina sejak berangkat pada Sabtu (23/2) kemarin. Dia meniru almarhum ayah dan kakeknya yang melakukan perjalanan kereta api epik ketika mereka menjadi pemimpin.

Kereta api itu melintasi kota perbatasan Dandong kemudian diperkirakan mencapai Beijing pada Minggu pagi waktu setempat. Penyeberangan kereta api ke Cina mengikuti berhari-hari spekulasi mengenai rencana perjalanan rahasia Kim.

Pihak China sendiri belum melaporkan apakah perjalanan ke Vietnam itu bisa ditempuh dalam 60 jam.

Keamanan ketat pun diberlakukan sebelum kedatangan kereta di Dandong. Polisi menutup tepi sungai sekitar 100 meter dari jembatan dengan selotip dan penghalang logam.

“Kereta itu panjang dan melintasi jembatan lebih lambat dari kereta wisata, tapi itu pasti dia, ada banyak kehadiran polisi,” kata sumber yang tidak disebutkan namanya. Jendela di kereta dihitamkan. Hanya lampu depan yang menyala saat melintas.

Pertemuan dengan Trump itu sendiri diperkirakan diadakan Rabu dan Kamis mendatang.

Trump dan Kim bertemu pada bulan Juni di Singapura, menghasilkan kesepakatan yang tidak jelas tentang denuklirisasi. Tetapi, sejak itu kemajuan terhenti, dengan kedua pihak tidak setuju atas apa arti perjanjian tersebut.

Kim sendiri melakukan perjalanan ke Singapura tahun lalu dengan pesawat yang dipinjamkan oleh Beijing. Sementara untuk perjalanan ke Vietnam kali ini disebut masih belum jelas apakah ia akan naik sampai ke Hanoi dengan kereta api mengingat jarak perjalanan hampir 4.000 km.

Perjalanan kereta api merupakan tradisi keluarga yang dimulai oleh kakek Kim, pendiri Korea Utara Kim Il Sung. Dia disebut melakukan perjalanan ke Eropa Timur untuk naik kereta api terpanjang pada tahun 1984.

Almarhum ayah Kim Jong Un, Kim Jong Il juga melakukan perjalanan jauh ke Moskow dengan kereta api di 2001.

“Ini mengirimkan pesan kuat kepada Korea Utara bahwa Kim Jong Un telah mewarisi sifat-sifat baik kakeknya, dan dinasti Kim lebih kuat dari sebelumnya,” kata Koh Yu-hwan, profesor di Universitas Dongguk Seoul. d-com