PALANGKA RAYA/Tabengan.com – Balai Bahasa Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Provinsi Kalteng 2019 di Swiss-Belhotel Danum Jalan Tjilik Riwut Km 5 Kota Palangka Raya, Sabtu (11/5) malam. Acara tersebut dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalteng Guntur Talajan yang juga sebagai tim juri.
“Kami turut hadir untuk mendukung penuh kegiatan yang diadakan Balai Bahasa, output kegiatan juga untuk mempromosikan Kalteng ke tingkat nasional karena pemenang akan dilombakan lagi ke tahap nasional,” terangnya.
Menurut Guntur, para finalis harus dapat mengutamakan bahasa Indonesia dengan baik dan melestarikan bahasa daerah. Selain itu, juga harus dapat mengimplementasikannya ke pelayanan publik.
“Bahasa daerah yang kita miliki begitu banyak, hal ini menjadi salah satu kekayaan Indonesia yang kita miliki dan generasi muda semua harus dapat melestarikannya,” tegasnya.
Kali ini Balai Bahasa mengangkat tema ‘Peran Kaum Milenial Dalam Pemartabatan Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah’. Hal tersebut juga diterangkan oleh Kepala Balai Bahasa Kalteng Drs. I Wayan Tama, M.Hum.
“Anak Duta Bahasa akan mengimplementasikan slogan kami, yaitu utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah dan kuasai bahasa asing,” jelas Wayan.
Wayan menambahkan sebagai kaum milenial nantinya diharapkan para Duta Bahasa, selain melestarikan bahasa daerah, juga harus mampu memartabatkan bahasa Indonesia.
“Mereka harus bisa membuat bahasa Indonesia digetoktularkan ke masyarakat luas menjadi bahasa yang menjunjung nilai-nilai jati diri kita. Dalam proses seleksinya, tim juri juga menggunakan bahasa-bahasa daerah untuk para finalis dalam menyampaikan pendapat-pendapatnya,” katanya.
Juara 1 diraih oleh Mohammad Nur Fajri Edison dan Nurhalisah, yang berasal dari Barito Selatan. Ekspresi senang dan bangga terpancar pada wajah pasangan Duta Bahasa Kalteng 2019 tersebut.
“Saya merasa gugup sebenarnya, tapi alhamdullilah bisa mendapatkan Duta Bahasa bersama kawan-kawan setelah melalui proses yang panjang. Saya juga akan melakukan sosialisasi ke kaum milenial untuk tidak menggunakan bahasa gaul, tetapi harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,” ucap Fajri yang masih menempuh semester akhir di Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.
Selain Fajri, Nurhalisah pun merasa senang, dan menurutnya semua ini adalah hasil dari seluruh perjuangan. “Harapannya kami dapat menjadi amanah dan mengharumkan nama Provinsi Kalimantan Tengah di tingkat nasional,” tutupnya. yohanes