BPOM Temukan Pangan Tak Layak Dijual

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Palangka Raya rutin melakukan pengawasan terhadap makanan dan tempat distribusi pangan, namun di bulan Ramadan ini lebih intensif lagi melakukan pengawasan, agar pangan yang dijual benar-benar aman dikonsumsi oleh masyarakat.

Kepala BPOM di Palangka Raya Dra. Trikoranti Mustikawati, Apt menyampaikan pada saat momen Ramadan ini lebih giat lagi melakukan pengawasan karena pangan yang dijual semakin banyak, kebutuhan masyarakat juga meningkat sehingga melakukan intensifikasi pengawasan terhadap pangan. Salah satunya, melakukan pengawasan takjil pada saat pembukaan pasar wadai beberapa waktu lalu, BPOM melakukan uji terhadap pangan yang dijual, dari 30 sampel yang diuji semuanya memenuhi syarat.

“Kalau pengecekan dari BPOM itu tidak hanya pada saat hari besar ya, jadi sebelum puasa Ramadan tim dari BPOM Palangka Raya sudah turun, namun pada saat Ramadan ini lebih intensif lagi karena pangan yang dijual semakin banyak, sementara kebutuhan masyarakat juga meningkat sehingga kami melakukan intensifikasi pengawasan terhadap pangan, sehingga pangan yang dijual benar-benar aman dikonsumsi masyarakat,” kata Trikoranti, Senin (13/5).

Rencananya, BPOM akan turun lagi ke pasar takjil Ramadan untuk melakukan pengawasan menggunakan mobil laboratorium keliling, guna melakukan uji sampel terhadap takjil di pasar baik di Kota Palangka Raya maupun di kabupaten. Pengawasan yang dilakukan secara rutin ini, diharapkan pangan yang dijual benar-benar bebas dari bahan berbahaya.

BPOM juga melakukan pengawasan di sarana distribusi. Minggu pertama saat puasa, melakukan pengawasan didistribusi pangan di Palangka Raya dan dari 20 sarana itu, ada 8 yang ditemukan pangan tidak memenuhi syarat untuk dijual karena sudah rusak dan kedaluwarsa. Saat ditemukan, produk tersebut langsung dimusnahkan saat itu juga, disaksikan oleh pemilik toko, sementara pemiliknya diberikan teguran keras.

Pengawasan ini tidak hanya dilakukan di Palangka Raya, tetapi juga di daerah bersama tim terpadu, pengawasan juga dilakukan di Pelabuhan Sampit, Kotawaringin Timur dan Pangkalan Bun, Kotawaringin Timur sebagai pintu masuk transportasi laut. Pengawasan dilakukan secara mandiri maupun bersama tim terpadu seperti Dinkes, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, bahkan sekretaris daerah juga biasanya turun.

Sementara itu, BPOM imbau pentingnya pengawasan internal dari para pelaku usaha, melakukan kontrol yang ketat dan rutin terhadap pangan yang dijual sehingga tidak ada lagi pangan rusak dan kedaluwarsa yang dijual lagi. Setiap tahun jenis temuan sudah berkurang, berarti masyarakat sudah sangat peduli terhadap pangan yang aman. Dalam mengenali ciri makanan mengandung bahan pengawet bukan makanan biasanya warnanya lebih cerah karena menggunakan bahan pewarna tekstil. Masyarakat juga bisa terlibat langsung melakukan pengawasan dengan melakukan cek label dan kemasan. yml