PALANGKA RAYA/tabengan.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyatakan saat ini di Kalteng, bahkan di Indonesia belum ada yang tertular virus cacar monyet atau monkeypox. Risiko kematian akibat penyakit ini dinilai sangat kecil, sehingga masyarakat diimbau agar tidak perlu khawatir berlebihan.
“Tentu kita sudah menyiapkan kewaspadaan, meski sebetulnya saat ini belum ada yang tertular di Provinsi Kalteng ini, namun kita harus tetap waspada,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng Fahrizal Fitri, di Palangka Raya, baru-baru ini.
Untuk itu dia berharap agar pihak karantina kesehatan dapat meningkatkan peranannya di pintu-pintu masuk di Kalteng, sehingga virus cacar monyet tidak sampai masuk ke daerah ini.
Selain itu, ia juga meminta kepada seluruh masyarakat di Kalteng, apabila ada kejadian segera melaporkan diri ke rumah sakit terdekat, agar cepat ditangani dan tidak menyebar luas.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul, saat ditemui di lingkungan Kantor Gubernur Kalteng, Rabu (15/4), berharap cacar monyet tersebut tidak sampai menular ke Indonesia maupun Provinsi Kalteng.
Diungkapkannya, cacar monyet atau monkeypox ditularkan dengan kontak cairan antara manusia dan hewan, khususnya hewan pengerat seperti tikus, berbeda dengan cacar air yang ditularkan melalui pernapasan.
Tikus ini, ujar Suyuti, di daerah Afrika Barat diburu untuk dimakan, sehingga risiko pindahnya virus tersebut ke manusia itu besar. Dari manusia ke manusia juga bisa terjadi, melalui kontak cairan.
“Makanya cacar air itu cepat sekali dia berpindah. Sementara cacar monyet itu penularannya melalui pertukaran cairan, sehingga risiko terjadinya penularan antara manusia dan manusia itu sangat terbatas. Sampai saat ini kita belum menerima laporan apapun tentang ada yang masuk di Indonesia, itu belum ada,” jelasnya.
Sementara, daerah Batam itu dianggap terancam, karena faktor transportasi dan berdekatan dengan Singapura, mengingat di daerah itu ada yang terinfeksi, tetapi orangnya sudah diisolasi. Ada 20 orang kontak di Singapura, itu diisolasi.
“Kita juga punya sistem di pelabuhan dan bandara kita yang diselenggarakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan. Itu supaya menghindari orang sakit masuk dari luar, sehingga kalau ada yang terinfeksi, maka langsung diisolasi,” katanya.
Sedangkan kalau penularan melalui binatang, ujar Suyuti, itu kemungkinan kecil ada, tapi tikus yang menjadi sebab penyebaran virus itu tidak mungkin ke sini, kecuali ada yang membawanya secara sengaja. Namun pihak karantina hewan akan memproteksinya, sehingga tidak perlu terlalu khawatir.
Kendati demikian, lanjut dia, kalau memang ada terjadi, di Dinkes disiapkan ruang isolasi agar tidak menyebar dan orang-orang yang kontak dengan orang yang terinfeski tersebut juga akan diisolasi.
“Tetapi risiko kematian akibat penyakitan ini dinilai sangat kecil, karena hanya perlu perawatan khusus, nanti akan sembuh sendiri. Saya mengimbau masyarakat agar tidak perlu khwatir berlebihan,” pungkasnya. dkw