PALANGKA RAYA/tabengan.com – Anjloknya komoditas sawit di lingkup masyarakat, memberikan dampak yang cukup signifikan. Selain itu karet yang juga menjadi mata pencaharian sebagian masyarakat di Kalteng juga mengalami nasib yang sama. Kondisi itu mendapat tanggapan dari kalangan DPRD Kalteng.
Anggota Komisi B yang membidang perkebunan, ekonomi, kehutanan, dan lainnya mengatakan infonya harga sawit di lapangan cukup jatuh. “Saat ini harganya anjlok berkisar hingga Rp 500 per kg, dimana turun sangat signifikan dari harga Rp 1.400 per kg atau di kisaran tersebut,” ujar Ketua DPP PKPI Kalteng tersebut.
Pria murah senyum itu juga menjelaskan kerugian juga tidak hanya terjadi di lingkup masyarakat saja. Namun juga pertumbuhan ekonomi Kalteng, terkait dua komoditas yang rata-rata menjadi mata pencaharian masyarakat setempat. Maka, ucap dia, keberadaan UMKM bisa dikatakan sangat perlu, bagi publik di daerah itu.
Tujuannya agar pertumbuhan ekonomi bisa lebih membaik dan stabil, sekaligus menyejahterakan masyarakat yang selama ini mengeluhkan persoalan itu. Wakil rakyat dari Dapil I yang meliputi Palangka Raya, Katingan, dan Gunung Mas itu juga mengatakan, memang pemerintah baik pusat ataupun provinsi, sudah ada perhatian terhadap UMKM.
“Kita bisa lihat beberapa bantuan yang disalurkan oleh pemerintah. Sebut saja seperti sarana pembuatan tahu, penggilingan pentol, atau fasilitas lain bagi para pengusaha kecil dan menengah,” ucap legislator dari Fraksi PDIP tersebut. Bahkan untuk pengajuan kredit dan pinjaman dana, Pemprov sudah memfasilitasi melalui pihak Jamkrida.
Hanya saja, ucap dia, saat ini sangat diperlukan pengoptimalan dari pemerintah ataupun pelaku UMKM tersebut, dengan harapan lini yang digeluti dapat tercapai sesuai harapan dan maksimal. drn