JAKARTA/tabengan.com – Bagi-bagi ‘tiket gratis’ ke Mars yang dilakukan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mendapat animo besar dari publik. Program tersebut juga diminati orang Indonesia yang menempatkan negara ini jadi salah satu ‘penumpang’ ke Mars terbanyak di dunia.
Tiket gratis yang dimaksud berupa boarding pass yang sebelumnya harus diisi terlebih dulu, sebelum akan diterbangkan ke Mars menggunakan robot penjelajah Mars 2020. Diketahui, misi tersebut direncanakan meluncur di musim panas 2020 dan mendarat di Planet Merah pada Februari 2021.
Berdasarkan pantauan di situs tersebut hingga Sabtu siang (8/6) tercatat sudah ada 6,8 juta pendaftar yang masuk.
Menariknya, meski digalakkan oleh NASA yang notabene berasal dari AS, tetapi partisipasi warganya masih kalah dibandingkan dengan yang berasal dari Turki yang menempati paling teratas. Sudah ada 2,4 juta nama dari negara Turki yang jumlahnya melebih dari dari negara lainnya.
Di posisi runner up ada India dengan menyumbang 832 ribu nama yang diikuti secara berurutan AS 736 ribu nama, China 177 ribu nama, Korea Selatan 166 ribu nama, dan Mesir dengan 161 ribu nama.
Adapun Indonesia menyertakan 81 ribu nama. Posisinya ada di urutan ke-14 yang jumlahnya lebih besar dari Arab Saudi 77 ribu nama, Jerman 75 ribu nama, Prancis 68 ribu nama, Rusia 58 ribu nama, Australia 57 ribu nama, maupun negara tetangga Malaysia 23 ribu nama dan Singapura 6,2 ribu nama.
Perolehan nama dari berbagai negara di atas masih bisa berubah. Sebab, NASA baru menutup pendaftaran untuk dikirimkan ke Mars sampai 30 September mendatang.
Untuk mengirimkan nama, caranya terbilang mudah. Cukup dengan mengisi form di website ini. Setelah itu, akan mendapatkan suvenir tiket yang bisa dipamerkan dan juga poin ‘frequent flyer’ hingga ratusan juta kilometer.
Nantinya, nama akan ditulis menggunakan sinar elektron di atas mikrochip dengan ukuran yang sangat kecil, sehingga satu mikrochip mampu menampung satu juta nama.
Mars 2020 akan mendarat di dalam kawah Jezero yang memiliki lebar sekitar 45 kilometer. Kawah ini dulunya sempat menjadi lokasi delta sungai. Robot penjelajah ini memiliki misi untuk mencari tanda-tanda kehidupan, mencari ciri geologi area tersebut, mencari es air yang terkubur dan berbagai pekerjaan lainnya. d-com