Wisata Alternatif, Bersantai Sembari Memetik Buah di Pohon

Tabengan.com – Musim liburan telah usai, tapi tidak perlu khawatir, jika ingin bertamasya bersama keluarga di lokasi yang dekat dengan kota. Warga bisa berkunjung ke taman buah yang berada Jalan Pasir Panjang –- ruas jalan yang menghubungkan Jalan Maduhara dan Jalan Mahir Mahar, Kota Palangka Raya.

Seperti yang dilakukan oleh Reza Aditya bersama temannya, bersantai di siang hari sembari memetik buah langsung di kebunnya merupakan kegiatan yang seru dilakukan di akhir pekan. Cukup ditempuh dengan menggunakan sepeda motor selama 15 menit dari pusat kota.

“Tempatnya cukup dekat, tidak perlu jauh-jauh sekalian santai beli buah segar dan bisa langsung memetik sendiri di pohonnya, dan biaya masuk cuma sekadar parkir kendaraan saja,” ujar Reza yang akrab disapa Ecang.

Ecang juga menuturkan, wisata taman buah ini bisa jadi alternatif keluarga untuk menghabiskan akhir pekan tanpa harus pergi jauh-jauh. Buah-buah yang dihasilkan oleh taman buah juga tergolong segar dan organik.

“Buahnya masih segar semua, rasanya juga manis. Kalau di pasar kan biasanya sudah beberapa hari dipetik, jadi rasanya juga berbeda.” katanya sembari memakan jambu kristal yang baru dipetiknya.

Taman buah ini milik pribadi dan dikelola secara mandiri oleh Slamet Riyadi. Berbekal pengetahuannya sebagai petani yang berasal dari Tulung Agung, Jawa Timur, dirinya mencoba menggarap lahan seluas 2 hektare agar dapat ditanami.

“Saya pertama buka lahan pada tahun 2010, dengan dibantu 5 orang pekerja dan alat-alat berat. Selama waktu 1 tahun dihabiskan hanya untuk membuang kayu-kayu dan akar-akar yang ada di lahan ini karena sebelumnya hutan belantara,” ungkap kakek yang sudah memiliki 3 orang cucu itu.

Slamet menambahkan, usai membuka lahan masih dibutuhkan waktu sekitar 2 tahun hanya untuk membuat tanah gambut menjadi subur dan dapat ditanami buah-buahan. Pupuk alami berupa kotoran sapi ia datangkan langsung dari Pelaihari, Kalimantan Selatan.

Usai tanah siap ditanami, mulailah dirinya menanam palawija berupa jagung, kacang-kacangan, hingga bawang merah. Hal tersebut dilakukan untuk memunculkan zat-zat hara alami yang ada di dalam tanah, sehingga tanah dapat lebih subur dan stabil.

“Setelah tanah mulai stabil, baru saya tanami buah-buahan sekitar tahun 2015 lalu, bibitnya saya dikirim langsung dari Malang, Jawa Timur. Untuk dibuka secara umum baru sekitar 6 bulan ini, tiap harinya rata-rata 100 orang, sedangkan akhir pekan bisa sampai 500 orang,” imbuhnya sambil menyajikan buah jeruk segar.

Beberapa jenis buah yang ditanam antara lain, kelengkeng, matoa, jeruk sunkis, jeruk bali, jeruk nipis, lemon, jambu kristal, jambu madu deli, alpukat, pisang hingga kelapa. Jenis buah yang diunggulkan, yakni jambu kristal dan kelengkeng.

“Tiap hari pasti ada buah yang dipanen mas, khususnya jambu kristal ini sudah seperti air mengalir, setiap hari pasti ada yang siap petik untuk langsung dijual ke pengunjung yang datang. Kalau kelengkeng memang musiman, nanti kami panen lagi Desember,” ungkap kakek yang selalu tersenyum ramah kepada setiap pengunjung.

Slamet juga menceritakan bahwa, Wali Kota, Kapolda dan orang-orang Dinas sudah sering datang berkunjung untuk membeli buah langsung di taman buah miliknya itu. Selain beberapa pejabat daerah banyak, juga pengunjung dari Gunung Mas, Buntok, Muara Teweh, hingga rombongan dari Banjarmasin juga sering datang.

Suka duka sudah dilewatinya selama 9 tahun untuk menciptakan taman buah yang kini hasilnya bisa dinikmati olehnya dan keluarga. Modal seadanya dikumpulkan sedikit-demi sedikit untuk membuatnya menjadi seperti saat ini.

“Sebenarnya saya ingin Pemerintah Kota maupun Provinsi dapat membantu secara infrastruktur saja, seperti jalan dibuat bagus tidak seperti sekarang agar masyarakat juga enak jika mau datang. Nantinya ini akan menjadi wisata alternatif di Kota Cantik Palangka Raya, sehingga bertambah lagi tempat wisatanya,” tutupnya penuh harap. YOHANES