Diamankan 2 perempuan, 2 laki-laki dan 4 anak-anak
Diamankan buku-buku, 2 sepeda motor matic, baju, gadget
PALANGKA RAYA/tabengan.com – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 bersama Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Tengah, Senin (10/6) sore, menggerebek dan mengamankan sejumlah terduga teroris yang mendiami barak atau rumah kos nomor 44 A, di Jalan Pinus Permai III, Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut, Palangka Raya.
Hingga berita ini diturunkan, belum dipastikan berapa orang yang diamankan dalam penggerebekan tersebut. Diamankannya sejumlah terduga teroris ini mengagetkan warga sekitar, karena sejak mendiami rumah kos pintu nomor 5 dan 6 tersebut sejak 31 Mei 2019 lalu, para terduga teroris terkesan tertutup.
Kepala Penerangan Umum Polri Brigjen Pol Dedy Prasetyo ketika dikonfirmasi membenarkan adanya penangkapan terduga teroris tersebut.
“Masih dilakukan pengembangan mendalam oleh pihak kepolisian. Terduga teroris kini telah diamankan Polda Kalteng,” terangnya.
Ditegaskannya, masih dalam proses pendalaman oleh Densus 88 Anti Teror.
“Iya mas, masih pendalaman oleh densus,” ucapnya saat dikonfirmasi melalui aplikasi Whatsapp.
Sementara pantauan di lapangan, hingga pukul 19.30 WIB malam, pihak aparat Polda Kalteng dibantu Polres masih mengumpulkan berbagai barang bukti dari dua kamar yang disewa para terduga teroris.
Dari informasi yang beredar, dalam penggerebekan tersebut diamankan dua keluarga yang diduga terlibat dalam jaringan terorisme.
Yati (44), warga setempat, mengaku terkejut pada saat pihak Kepolisian melakukan penggerebekan yang dilakukan mulai pukul 17.00 WIB tersebut.
“Tadi sempat kaget ketika melihat ada polisi ramai-ramai mendatangi rumah kos di sebelah tempat saya. Saya baru tahu kalau ketika salah seorang warga lain bilang, bahwa ada penggerebekan terduga teroris,” kata Yati saat dikonfirmasi Tabengan, di lokasi penggerebekan, kemarin.
Dirinya sempat melihat pihak kepolisian mengamankan 10 orang yang tinggal di kamar nomor 5 dan 6, diantaranya 4 orang anak kecil, 2 orang perempuan dan 2 orang laki-laki yang langsung digelandang ke dalam mobil polisi.
“Saat kami ingin melihat orang yang diamankan polisi, kami tidak diperkenankan oleh polisi. Namun setahu saya, keluarga tersebut hanya beraktivitas pada malam hari, bahkan mencuci pakaian pun malam hari,” terangnya.
“Sempat beli tahu tempat saya, bilangnya cuma 1 bulan aja di Palangka Raya. Pindahan dari Cirebon, katanya,” tambah Yati.
Sementara itu, Santo (42), tetangga terduga teroris, mengaku keseharian kedua keluarga tersebut memang tidak seperti keluarga lainnya yang menjalin komunikasi dengan tetangga. Namun berdasarkan bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari, para terduga teroris itu dipastikan bukan berasal dari Kalteng.
“Mereka tidak pernah menyapa dengan kami, walaupun tempat kami bersebelahan. Tapi dari percakapan sehari-hari mereka yang kami dengar, mereka bukan berasal dari Kalteng. Beraktifitas pun selalu malam hari, kalau pagi atau siang, mereka saya dengar hanya membaca Wirid, dan bila sedang di rumah, yang laki-laki selalu memakai sarung dan baju koko,” ungkapnya.
“Mereka itu menyewa barak baru selama dua minggu, karena ada di situ sepertinya ada dua keluarga. Sejak awal datang motor mereka penuh lumpur, seperti dari perjalanan jauh,” katanya.
Sementara itu, Lurah Panarung Irwan Faisal membeberkan pada saat membantu pihak kepolisian untuk memasuki kediaman para terduga teroris, tidak ditemukan benda-benda yang dianggap mencurigakan.
“Tadi saat di dalam, tidak ditemukan benda-benda yang mencurigakan, namun tetap ada sejumlah barang yang dibawa oleh polisi untuk diperiksa,” terang Irawan.
Pihak Polda Kalteng melalui Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Kalteng Kombes Pol Agung Prasetyo yang memimpin olah TKP, Senin (10/6) malam, belum bisa memberikan keterangan resmi. Karena saat ini masih dalam tahap penyelidikan.
“Kita tunggu saja hasil pemeriksaannya, karena saat ini sedang dalam tahap pemeriksaan,” tutupnya. sgh/fwa