Hukrim  

Tiga Jenazah Diterbangkan ke Medan

PANGKALAN BUN/tabengan.com – Tiga jenazah korban bus Yessoe yang terbalik di Jalan Trans Kalimantan Km 39 Desa Penopa, Kecamatan Lamandau atau simpang PT GCM Kabupaten Lamandau, diterbangkan dari Bandar Udara Iskandar Pangkalan Bun ke kampung halamannya, Medan, Selasa (2/7) sore.

Ketiga korban yang meninggal dunia adalah Fredi (49), Sulaeman, dan Bale Sisdi (24). Hingga saat ini di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun ada 12 pasien korban bus Yessoe yang dirawat, dan 1 orang di antaranya dalam keadaan kritis.

Evy Susiana, Komisaris PT Yessoe Travel, mengatakan bahwa pihaknya menanggung semua biaya pemulangan 3 jenazah berikut dengan 6 orang keluarga pendamping.

“Semuanya kami tanggung biaya pemulangan jenazah dari Pangkalan Bun kita terbangkan ke Jakarta, kemudian transit dulu dan dilanjutkan ke Medan dengan menggunakan Sriwijaya Air yang akan diterbangkan pada Rabu (3/7),” kata Evy kepada Tabengan, Selasa (2/7).

Selain itu, lanjut Evy, pihaknya juga memberikan santunan kepada keluarga korban. Mereka memberikan bantuan kepada semua korban, baik meninggal dunia, yang masih dirawat, maupun yang sudah sehat.

“Untuk korban yang dirawat di Rumah Sakit Lamandau alhamdulillah semuanya sudah sehat, bahkan mereka tetap akan melanjutkan perjalanan ke Sampit,” terangnya.

Sedangkan terhadap korban luka yang masih dirawat di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun sebanyak 12 orang dan 1 kritis, Yessoe Travel tetap membantu semuanya, termasuk keluarga pendamping yang saat ini menunggu korban di rumah sakit.

“Alhamdulillah sejuah ini, baik korban maupun dari keluarga korban sendiri, tidak ada yang komplain,” ujar Evy.

Dijelaskan juga, 1 orang yang mengalami kritis saat ini masih menunggu keputusan dari pihak keluarga korban, apakah mau dirujuk ke Medan atau tetap di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.

“Pihak RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun sendiri untuk melakukan operasi masih menunggu persetujuan pihak keluarga, kami pun menunggu jika keinginan keluarga minta dirujuk ke Medan, maka akan kami urus pemulangannya,” terang Evy.

Terkait masalah sopir yang ketahuan menggunakan sabu, Evy mengakui sangat kecolongan. Pasalnya, kedua sopir tersebut, yakni Andi Setiawan (37) dan Edy Sutrisno (44), merupakan sopir terbaik yang telah bergabung selama 5 tahun di Yessoe Travel.

“Kami punya SOP jika jarak tempuh lebih dari 8 jam, maka kami sediakan 2 orang sopir agar bisa bergantian, ditambah satu orang kernet. Jujur kejadian ini buat kami kaget, dan keduanya merupakan sopir terbaik dan tidak pernah ada komplain dari penumpang atau masyarakat jika mereka ugal-ugalan saat membawa armada kami,” terangnya.

Evy melanjutkan, pihaknya juga akan membantu kedua sopirnya dengan menyediakan pengacara untuk masalah kasus kecelakannya saja, sedangkan untuk masalah kepemilikan sabu di luar tanggung jawab perusahaan.

“Maaf untuk masalah sabu kami tidak ada toleransi karena belum lama ini kami telah memecat kru kami yang positif menggunakan sabu setelah ada razia dari Dinas Perhubungan Kobar dengan BNNK. Bahkan, kami juga telah meminta BNNK Kobar untuk melakukan tes urine secara berkala terhadap semua kru Yessoe Travel,” ujar Evy.

Evy menambahkan pihaknya juga akan tegas terhadap Andi Setiawan, sopir yang dinyatakan positif menggunakan sabu, bahkan ditemukan barang bukti.

“Kejadian yang sebenarnya pada saat kejadian itu yang menjadi sopir justru Edy Sutrisno bukan Andi. Tetapi keduanya sopir terbaik. Mungkin faktor kecapean dan yang perlu jadi catatan di sana itu tidak ada rambu-rambu lalu lintas, sehingga kita tidak mengetahui kondisi jalan apakah lurus atau tikungan yang tajam. Saya tahu itu karena saya pernah ke sana sebelum kita buka rute ke Kalimanan Barat,” katanya.

Evy mengakui atas kejadian itu rute Kalimanan Barat menuju Sampit jadi sepi, bahkan pas kejadian pemesanan tiket pun banyak dibatalkan oleh penumpang.

“Kami baru 2 bulan membuka rute dari Kalimantan Barat ke Sampit dan baru ada 2 armada untuk rute ke sana, meski permintaan banyak kami belum berani untuk menambah armada,” katanya.

Sementara itu, Kasi Pelayanan dan Rawat Inap RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Aiman Dinatta mengatakan, saat ini di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun ada 12 pasien korban bus Yessoe yang mendapatkan perawatan.

“Satu orang atas nama Sandi Aries (35) asal Lubuk Pakam, saat ini dirawat di ruang Meranti harus mendapatkan perawatan yang cukup serius karena mengalami patah tulang belakang. Sedangkan yang lainnya alhamdulillah berangsur membaik, meski tetap dalam perawatan medis,” kata Aiman. c-uli