Hukrim  

Sopir Bus Ugal-ugalan Sebabkan Kecelakaan Bus Yessoe

PANGKALAN BUN/tabengan.com – Roni (22), asal Lubuk Pakam mengisahkan, pada saat kejadian dirinya duduk di kursi nomor 5, dan diakui oleh Roni sang sopir memang ugal-ugalan sejak berangkat dari Pontianak. Bahkan, semua penumpang pun kerap kali menegur, namun tidak digubrisnya.

“Saya ini pekerja buruh di Sampit, kebetulan dalam rombongan itu ada 20 orang tujuan ke Sampit, dan 20 orang lagi tujuan ke Muara Teweh. Semuanya bekerja buruh bangunan yang kebetulan kami dibawa oleh mandor dan akan mengerjakan perumahan karyawan perusahaan kebun sawit di Sampit,” kata Roni, Selasa (2/7).

Menurut Roni, kejadiannya begitu cepat. Tetapi sebelum terbalik di parit perkebunan kelapa sawit, bus yang ditumpanginya pas tikungan tajam langsung berguling-guling dan akhirnya terbalik.

“Saat bus terbalik saya hanya menundukkan kepala, dan saya baru sadarkan diri setelah saya dengar suara teriakan minta tolong dari teman-teman saya yang satu bus,” ujar Roni.

Sementara itu, Rahmad Dani (21), juga asal Lubuk Pakam, mengisahkan dari Pontianak tujuan ke Muara Teweh bekerja sebagai buruh bangunan. Pada saat kejadian dirinya duduk di kursi nomor 2 dari belakang. Begitu bus terbalik, ia langsung bersujud dan berlindung di balik kursi.

“Pas saya tahu bus terbalik saya pun pasrah karena tangan saya sulit digerakkan, meski posisi saya bersujud di balik kursi di depan saya duduk. Sopirnya memang sangat mengerikan bawa mobil itu ngebut,” ujar Rahmad Dani.

Agus Prayuda (29), asal Kualanamu, mengaku tidak ingin melanjutkan perjalanan ke Sampit. Setelah sembuh, ia lebih memilih kembali ke kampung halaman.

“Saya sudah sering ke Sampit bekerja sebagai buruh bangunan, dengan kejadian ini saya lebih memilih pulang kampung saja,” kata Agus yang mengalami patah pada bagian tangan.

Polda Terjunkan Tim

Direktorat Lalu Lintas Polda Kalteng menerjunkan Tim Traffic Accident Analysis (TAA) untuk menyelidiki penyebab kecelakaan maut bus Yessoe yang terguling di Jalan Lintas Trans Kalimantan Km 39, Kabupaten Lamandau, Senin (1/7).

Sebanyak 4 personel dipimpin langsung Kasubdit Gakkum AKBP Titis Bangun akan menyelidiki penyebab olengnya bus yang menewaskan 3 orang penumpangnya.

“Tim TAA sudah kita terjunkan, nanti tim akan melakukan penyelidikan menggunakan alat khusus bermetode komputerisasi melalui tanda-tanda yang telah dibuat oleh Satlantas Polres Lamandau,” ucap Dirlantas Kombes Pol Aries, Selasa (2/7) sore.

Dijelaskan, dalam penanganannya, sopir bus Edy Sutrisno telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kecelakaan maut tersebut.

“Dugaannya sopir tidak bisa mengendalikan kendaraannya. Namun demikian kita masih mendalami dan menunggu hasil pemeriksaan detil oleh Tim TAA,” sebutnya.

Aries menambahkan rawannya kecelakaan di daerah jalur Trans Kalimantan disebabkan trouble spot di Provinsi Kalteng cenderung sedikit. Hal ini menyebabkan black spot bertambah, sehingga kecenderungan mengantuk oleh sopir semakin besar.

“Diperlukan konsentrasi penuh dan stamina prima dalam melintas jalur Trans Kalimantan. Diimbau kepada penyedia jasa angkutan agar benar-benar memerhatikan kondisi sopirnya,” ujarnya.

2 Sopir Bus Tersangka

Kepolisian Resor (Polres) Lamandau terus mendalami kasus kecelakaan angkutan umum bus Yessoe jurusan Pontianak-Sampit. Bahkan, setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut, polisi resmi menetapkan 2 orang sopir bus menjadi tersangka.

Sopir utama ditetapkan sebagai tersangka karena melanggar peraturan berlalu lintas, sedangkan sopir kedua atau cadangan terbukti positif mengonsumsi sabu. Hal itu disampaikan Kapolres Lamandau AKBP Andiyatna ketika menggelar press conference di Mapolres setempat, Selasa (2/7).

“Bus Yessoe jurusan Pontianak-Sampit itu membawa 46 orang, melipupti 44 penumpang dan 2 orang sopir. Sopir utama berinisial ES (44) telah ditetapkan sebagai tersangka melanggar peraturan berlalu lintas, berupa lalai dalam mengemudi,” ungkapnya.

Sebab, jelas dia, yang bersangkutan mengemudi dengan kecepatan tinggi, tanpa memerhatikan lokasi dan kondisi jalan.

“Kemudian, sopir cadangan yang berinisial AS (36) juga kita tetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyalahgunaan narkoba. Karena dari hasil tes urine yang kita lakukan, yang bersangkutan positif menggunakan sabu,” ujarnya.

Bahkan, tambah Kapolres, petugas juga berhasil menemukan satu paket sabu di kantong celana AS.

Diketahui, bus Yessoe berangkat dari Pontianak menuju ke Sampit. Namun, ketika baru sampai di Km 39 Desa Penopa, Kecamatan Lamandau, bus mengalami kecelakaan. Kejadian nahas tersebut menyebabkan 3 orang penumpangnya meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka.

“Dalam perjalanannya, semula dari Pontianak-Ampar kendaraan di kemudian oleh sopir utama (ES). Selanjutnya, dari Ampar-Persinggahan Pertama (rumah makan) bus tersebut dikemudikan oleh sopir cadangan berinisial AS (36),” terangnya.

Sedangkan dari persinggahan pertama sampai perbatasan Kalbar-Kalteng, kembali dikemudikan oleh sopir utama. Menurut keterangan tersangka, sebenarnya sopir utama sudah minta ganti dari perbatasan, tapi sopir cadangan tidak mau karena kelelahan juga. “Makanya dari perbatasan hingga TKP oleh sopir utama,” pungkasnya. c-uli/fwa/c-kar