Lima Daerah Siaga Darurat Karhutla

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Memasuki musim kemarau dan mulai terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), membuat 5 daerah di Kalimantan Tengah menetapkan status siaga darurat Karhutla. Kelima daerah tersebut, Palangka Raya, Pulang Pisau, Katingan, Kapuas dan Barito Selatan.

Plt Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng Mofit Saptono mengatakan Karhutla menjadi perhatian utama saat ini karena Kalteng sudah memasuki musim kemarau, sehingga akan menimbulkan terjadinya Karhutla oleh masyarakat.

“Untuk wilayah Kalteng, 5 kabupaten/kota sudah mengeluarkan status siaga darurat. Daerah tersebut yang nantinya akan menjadi perhatian utama BPBPK Provinsi,” ujar Mofit, Selasa (9/7).

Disebutkan, penanganan Karhutla menjadi perhatian bersama dan harus dilakukan secara cepat. Saat ini BPBPK Kalteng telah mengajukan bantuan ke pusat, tidak hanya helikopter untuk water booming, namun juga selang, nozel, dan beberapa penunjang lainnya yang akan didistribusikan ke BPBD Kabupaten dan satuan relawan kebakaran.

Dalam hal ini, BPBPK Kalteng memberikan perhatian khusus kepada daerah yang memiliki objek vital seperti bandara, sehingga untuk Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barat telah dikirimkan helikopter water booming.

“Ada 73 kejadian Karhutla di wilayah Kalteng yang dilaporkan ke Pusdalops, dan ada seluas 122,02 hektare dari wilayah yang melapor untuk lahan yang terbakar sampai dengan 5 Juli 2019,” terangnya.

Intensifkan Patroli
Tim terpadu penanggulangan Karhutla yang terdiri dari BPBPK Provinsi Kalteng, Manggala Agni, TNI, Polri, dan lainnya mulai mengintensifkan patroli untuk mencegah terjadi Karhutla sejak dini.

Patroli rutin ini diawali dengan apel siaga di halaman Kantor Manggala Agni dengan Inspektur Dandrem 102/Pjg Kolonel Arm Saiful Rizal, Selasa.

Dikatakan, hingga saat ini tim terpadu sudah melakukan aksi pemadaman kebakaran lahan sebanyak 59 kali di berbagai titik. “Hal ini sebagai bentuk keseriusan kita dalam menanggulangi kebakaran lahan di lapangan,” katanya.

Danrem berharap semua pihak yakin bahwa kondisi kejadian Karhutla pada tahun ini relatif kecil, sehingga tidak sampai mengganggu aktivitas masyarakat, bahkan perekonomian.

Sementara itu, Direktur Pengendalian Kebakaran dan Hutan Kementerian LHK Raffles B. Panjaitan mengemukakan, memasuki musim kemarau biasanya selalu dibarengi dengan kegiatan masyarakat mulai membersihkan lahan dengan membakar.

“Karena itu, kita aparat pemerintah bersama masyarakat secara terpadu berupaya mencegah. Di antaranya dengan cara dengan mendekatkan diri dengan warga di desa untuk memberikan pemahaman agar tidak membakar,” ajak Raffles. fwa/adn