Hukrim  

Kantor Pengadilan Agama pangkalan Bun Dirampok

PANGKALAN BUN/tabengan.com – Kantor Pengadilan Agama (PA) Kelas IB Pangkalan Bun disatroni perampok, Rabu (17/7) dini hari. Untuk melancarkan aksinya, pelaku menyekap dan mengikat tangan dan kaki Kardianto (39), tenaga honorer di kantor tersebut. Pelaku berhasil membawa kabur uang dalam brankas, 4 unit laptop dan monitor CCTV.

Ahmad Zuhri, Humas Kantor PA Kelas IB Pangkalan Bun, mengatakan peristiwa itu terjadi pada pukul 00.30 WIB. Saat itu Kardianto sedang tertidur di ruangan penitipan anak yang ada di ruang Bantuan Hukum.

“Pada saat sedang tidur, pukul 00.30 WIB tiba-tiba terdengar suara dari ruangan sebelah dan dia pun terbangun. Begitu akan keluar secara tiba-tiba Kardianto langsung dipukul oleh salah satu dari perampok itu,” kata Ahmad Zuhri kepada Tabengan.

Setelah dipukul, lanjut Zuhri, Kardianto terjatuh, dan langsung diikat bagian tangan dan kaki dengan kain. Sedangkan mulutnya ditutup rapat dengan lakban.

“Kardianto tidak bisa berbuat apa-apa. Selain kaki tangan terikat dan mulut dilakban, Kardianto juga diancam dengan pisau. Menurut keterangan Kardianto, jumlah perampok yang terlihat hanya 2 orang,” terangnya.

Berhasil melumpuhkan Kardianto, pelaku langsung memasuki setiap ruangan untuk mencari barang berharga. Pelaku juga merusak brankas berisi uang Rp10 juta lebih serta mengambil 4 unit laptop dari ruangan yang berbeda. Bahkan, tas kecil milik Kardianto yang berisi uang Rp1 juta pun dibawa kabur perampok.

Kardianto sendiri akhirnya ditolong oleh temannya yang mendengar teriakan minta tolong. Kejadian ini kemudian dilaporkan kepada pihak kepolisian sekitar pukul 05.00 WIB. Polisi yang menerima laporan segera datang melakukan olah TKP. Sementara kondisi Kardianto masih syok. Para pelaku masuk dengan cara merusak jendela menggunakan linggis.

Sementara itu, Muhammad Aini, Panitera PA Pangkalan Bun yang pertama kali mendengar suara teriakan minta tolong Kardianto dari ruangan server, melihat korban dalam kondisi terikat.

“Kebetulan saya tinggal di rumah dinas di belakang kantor. Sekitar pukul 03.30 WIB, saya dengar suara Kardianto berteriak dari jendela ruangan server. Saat itu Kardianto berteriak tolong kantor kita dimasuki rampok dan rampoknya sudah pergi. Begitu saya mendekat, tangan dan kaki Kardianto masih terikat dan lakban di bagian mulutnya sudah posisi di bagian dagu,” kata Muhammad Aini.

Setelah perampok pergi, Kardianto meloncat seperti pocong karena tangan dan kaki terikat kain. Bahkan, Kardianto sempat jatuh tersungkur saat akan menuju ruangan server dari ruangan bantuan hukum tempat Kardianto tidur dan disekap oleh perampok.

“Sebelum pergi, menurut Kardianto, salah seorang perampok sempat mengendurkan lilitan lakban yang menutupi bagian mulut hingga hidung Kardianto,” ucap Muhammad Aini.

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Kobar AKP Tri Wibowo ketika dikonfirmasi membenarkan terjadinya kasus perampokan tersebut. Kini kasusnya masih dalam penyelidikan.

“Atas laporan tersebut kami langsung menuju TKP dan melakukan olah TKP, meminta keterangan sejumlah saksi termasuk Kadianto, yang sempat disekap,” kata Tri Wibowo melalui pesan singkat.c-uli