PALANGKA RAYA/tabengan.com – Para pedagang sayur mayur di Pasar Besar kota Palangka Raya mengeluhkan sepinya pembeli, akhir-akhir ini. Padahal berdasarkan pantauan Tabengan pada Rabu (24/7), harga sayuran di pasaran relatif stabil. “Sepi sekali untuk bulan ini penjualan sayur, padahal harga stabil saja, bahkan ada beberapa jenis sayuran turun harga,” ucap sala seorang pedagang sayur di pasar besar kota Palangka Raya, Yati, saat ditemui di lapaknya.
Yati mengakui, aktivitas jual beli memang menurun dibandingkan tahun yang lalu. Terasa sekali keuntngan yang didapat sangat berbeda dari sebelumnya. Sepertinya saat ini daya beli masyarakat sangat menurun. “Terlihat bagaimana aktivitas pasar tidak seramai yang dulu. Padahal kalau dulu dagangan selalu habis, tapi sekarang tidak menentu. Kadang sayuran tidak habis, otomatis berpengaruh terhadap keuntungan,” ungkapnya.
Yati menduga sepinya pembeli dikarenakan aktivitas masyarakat yang sudah berbeda karena perkembangan zaman yang lebih memilih yang instant serta simple, jarang yang memasak sendiri di rumah. “Jarang orang mau beli langsung ke pasar, maunya makanan sudah jadi, tidak mau ribet, pokoknya simple. Paling hanya langganan warung makan saja yang setiap hari ke sini, tapi kan tetap saja masih sepi,” bebernya.
Saat ini para pedagang lebih banyak merugi, karena sayuran tidak bisa bertahan lama. Kalau sudah dua sampai tiga hari busuk dan kering. “Sayuran kan cepat kering serta busuk. Jadi kalau enggak laku, ya dibuang. Kalau sudah layu siapa yang mau beli, dulu bisa dapat jutaan per hari, kalau sekarang paling-paling ratusan ribu, belum modal. Apalagi di sini harga partaian sudah tinggi, berbeda dengan yang di Jawa,” jelasnya.
Adapun harga sayuran saat ini, terong Rp8 ribu per kilogram (kg), timun Rp10 ribu per kg, daun bawang Rp22 ribu per ikat besar, daun seledri Rp5 ribu per ikat, kangkung Rp3 ribu per ikat, bayam Rp3 ribu per ikat, sawi Rp7 ribu per ikat, wortel Rp18 ribu per kg serta kentang Rp16 ribu per kg. “Kalau harga stabil, bahkan ada yang turun seperti tomat sebelumnya Rp15 ribu sekarang Rp12 ribu per kg. Jagung hanya Rp10 ribu sebelumya Rp 12 ribu per kg. Jadi memang banyak yang panen, sehingga barang numpuk, tetapi pembeli itu-itu saja,” ujarnya.
Mama Reni, salah seorang pembeli mengutarakan, Ia hanya membeli dua ikat kangkung dan kacang panjang. Belinya hanya sedikit saja untuk masak di rumah karena anak minta. “Padahal biasanya kami membeli di luar karena kesibukan kerja. Jadi jarang sih untuk masak, setiap hari beli yang udah jadi saja karena kan kerja semua jadinya repot kalau harus masak dulu. Untuk belanja paling bisa dihitung dalam seminggu hanya satu sampai dua kali belanja ke pasar,” katanya. sda