PALANGKA RAYA/tabengan.com – Menindaklanjuti instruksi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terkait khasiat bajakah dalam melawan sel kanker payudara harus diteliti lebih lanjut, Universitas Palangka Raya (UPR) membentuk tim dan menunjuk beberapa pakar di bidangnya untuk segera melakukan riset.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UPR Aswin Usop menjelaskan, tim yang dibentuk akan melakukan riset mendalam mengenai manfaat bajakah sebagai alternatif obat anti kanker payudara.
“Sudah ada tim pengusul riset ini, ketuanya adalah dr. Syamsul Arifin dan ada 5 anggotanya dari berbagai keahlian, ada dokter, apoteker, ahli pertanian dan ahli biologi,” ujarnya ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis (22/8).
Lebih lanjut ia menjelaskan, tim peneliti akan lebih spesifik melakukan riset untuk bajakah jenis tersebut. Dalam riset mendalam ini, akan ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh tim riset, yakni melakukan survei, mengidentifikasi kandungan-kandungan dalam bajakah tersebut.
“Mencari tahu jenis bajakah apa yang bisa digunakan, memang ada jenisnya yang beracun, namun tidak sampai mematikan. Efeknya hanya mabuk dan pingsan. Secara klinis, pengalaman saya pribadi sebagai orang Dayak, bajakah tidak menyebabkan kematian, tapi hanya pingsan. Oleh karena itu, perlu diteliti ke depannya, takaran dan bagaimana penggunaan bajakah yang efektif,” ujar Aswin.
Tim riset bajakah UPR akan melakukan workshop potensi bajakah dengan melakukan percobaan klinis kepada hewan percobaan.
“Setelah diketahui formulanya, baru akan memasuki tahap uji ke manusia, namun itu proses yang membutuhkan waktu lama,” terangnya.
Selain itu, UPR juga akan merumuskan perihal budidaya bajakah demi melestarikan bajakah yang saat ini sangat banyak dieksploitasi oleh masyarakat Kalteng. Tim dari pakar pertanian UPR yang akan meneliti bagaimana cara membudidayakan bajakah di hutan tropis Kalteng.
“Oleh karena itu saya berharap masyarakat untuk sementara agar tidak melakukan eksploitasi terhadap bajakah secara berlebihan,” katanya.
Riset yang dilakukan oleh UPR ini didukung juga oleh Pemprov Kalteng. Siswa SMAN 2 Palangka Raya yang mengenalkan bajakah pada event internasional beberapa waktu lalu juga akan diikutsertakan, namun tidak secara langsung terlibat dalam penelitian mendalam yang dilakukan oleh tim peneliti bajakah UPR.
BBPOM Dorong Penelitian
Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Palangka Raya Trikoranti Mustikawati mengharapkan penelitian lanjutan terhadap bajakah bisa dikembangkan. Saat ini baru penelitian awal yang dapat dikembangkan untuk menjadikan obat yang bisa digunakan oleh masyarakat luas.
“Ini kan baru penelitian awal, yang kami harapkan ada penelitian lebih lanjut karena sampai saat ini belum ada penelitian detail, bahkan belum ada dan diketahui nama latinnya,” kata Trikoranti, Kamis (22/8).
Dari informasi yang didapatkan BBPOM, ada berbagai jenis bajakah sehingga kandungan dan kimia berbeda-beda. Untuk itu perlu adanya penelitian lebih lanjut memastikan lebih detail lagi mana yang digunakan untuk obat kanker. Penelitian awal tidak bisa memastikan obat karena pada saat uji coba pun dilakukan terhadap tikus.
“Untuk menentukan khasiat obat, memerlukan beberapa tahapan misalnya uji klinis, uji toksisitas, dan penelitian secara ilmiah, sehingga perlu tahapan lebih lanjut. Dalam penelitian pun melibatkan berbagai pihak seperti institusi penelitian. Kemudian penelitian juga memastikan bajakah ini pengobatan kanker stadium berapa dan itu melalui pemeriksaan medis,” katanya. bob/yml