PALANGKA RAYA/tabengan.com – Proses penyidikan terhadap Mardi (37), tersangka kasus pembunuhan Eko Saputra (15), anak kandungnya sendiri di Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Sabangau terus dilakukan Satreskrim Polres Palangka Raya.
Penyidik bahkan akan segera menggelar rekonstruksi kejadian di lokasi pembunuhan. Rencananya rekonstruksi akan berlangsung pada Selasa (3/9), hari ini.
“Rencananya besok (Selasa), namun kita masih melakukan persiapan-persiapan. Termasuk menghadirkan saksi kejadian,” ucap Kasat Reskrim Polres Palangka Raya AKP Nandi Indra Nugraha, Senin (2/9).
Dijelaskan, pada pemeriksaan terhadap ibu korban, kesepakatan untuk tidak membongkar kasus pembunuhan tersebut direncanakan oleh tersangka. Namun, berhasil terendus setelah ditemukan beberapa kejanggalan.
“Memang ada kesepakatan untuk tidak membongkar peristiwa tersebut,” ujarnya.
Lebih lanjut, dari pengakuan tersangka, aksi pembunuhan tersebut berlangsung spontan saat tersangka dan istrinya sedang mengupas jagung. Kesal dengan tingkah sang anak, ia pun melemparkan pisaunya.
“Posisinya itu tidak berhadapan, namun saling membelakangi. Spontan tersangka melempar pisau ke arah belakang. Itu pengakuan dari tersangka, sedangkan pengakuan istri tidak melihat kejadian itu. Hanya tahu setelah anaknya mengerang kesakitan,” tutupnya.
Dalam kasus ini tersangka dijerat pasal berlapis, Pasal 80 ayat (4) UU No.17/2016 tentang Perlindungan Anak, Pasal 44 ayat (4) UU No.23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), dan Pasal 338 KUHPidana tentang Pembunuhan.
Eko Dikenal Sopan
Eko Saputra (15), remaja SMPN 4 Kalampangan yang menjadi korban kebiadaban ayah kandungnya sendiri, dikenal sebagai pribadi yang sopan dan pendiam.
Hal itu dikatakan sejumlah guru dan Kepala SMPN 4 Kalampangan saat ditanya mengenai keseharian korban di sekolah.
“Sopan, penurut dan baik anaknya. Kami sampai kaget dan sedih dengar kabar itu,” ucap Kepala SMPN 4 Palangka Raya Tania, didampingi Helmiati, Wali Kelas korban, Senin (2/9).
Disebutkan, sebelum kepergiannya pada Jumat (30/8) lalu, Eko sempat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR di sekolah.
“Terakhir itu Jumat, korban ikut kegiatan PMR di sekolah,” sebutnya.
Sementara, Helmiati menambahkan dilihat dari psikologi, raut wajah maupun tingkah laku korban kebanyakan berdiam diri dan termenung.
“Kalau prediksi saya, Eko seperti memiliki rasa takut dan kurang kasih sayang,” jelasnya.
Sedangkan Rendi, teman sekelas menuturkan bahwa korban kerap kali mentraktir teman-temannya di sekolah.
“Sering belikan kami jajan pak, kami sedih teman kami hilang,” tutupnya. fwa