Cagub Harus Punya Banyak Modal

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah 2020 bakal ramai. Hal ini dapat dilihat dari sederet Bupati dan mantan Bupati serta mantan Wali Kota yang ikut mendaftar pencalonan sebagai Gubernur Kalteng.

Terkait itu, pengamat politik yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Palangka Raya (UPR) Prof. Dr. Kumpiady Widen mengatakan, untuk maju menjadi Gubernur dan Wagub memerlukan modal yang banyak. Tidak cukup hanya bermodal prestasi dan pengalaman. Terlebih saat ini, skema politik yang potensial dimainkan adalah politik identitas dan money politik.

Penilaian ini didasari dari hasil diskusinya dengan kalangan masyarakat dan kajian politik yang dilakukannya. Menurutnya, kedua strategi politik ini masih sangat kuat, terlebih politik identitas dari sisi agama. Untuk identitas etnis sedikit kurang. Selain itu, money politik juga menjadi penentu kemenangan.

“Pandangan ini saya dapatkan dari hasil pendekatan dengan masyarakat. Perlu diperhatikan, namanya politik tersirat unsur gambling (perjudian), bisnis dan spekulasi. Kalau kita rasa bisa menang ternyata kalah, ya harus terima. Siapa yang memiliki kekuatan modal ekonomi, kemungkinannya mulus untuk menuju posisi KH 1,” ucapnya, Selasa (1/10).

Terlebih, saat ini di Kalteng, pandangan subjektif lebih mudah diterima ketimbang objektivitas sang figur. Artinya figur yang memiliki prestasi baik, berpengalaman serta memiliki potensi membangun, tapi tidak memiliki modal kuat, maka akan kalah dalam strategi money politik. Tapi dia yakin, strategi politik yang baik, memilih pemimpin dari prestasinya akan tercapai.

“Namanya perkembangan politik tidak harus linier. Harus mengikuti perkembangan politik dan demokrasi. Seperti politik nasional. Namun suatu saat bila demokrasi kita sudah baik, maka politik akan melihat dari prestasi figur bacalon. Bukan memilih dari faktor politik identitas dan money politik,” terang Kumpiady.

Karena itu, Kumpiady mengajak masyarakat untuk memilih kedewasaan politik yang baik. Terkait money politik dan identitas politik, dijelaskan bahwa ini bersikap laten dan berantai. Bahkan para politikus sudah lihai melakukan ini. Strategi politik ini tidak diperbolehkan namun tetap digunakan.

Sementara itu, pengamat politik sekaligus Wakil Dekan III Fisip UPR Dr. Jhon Retei Alfri Sandi mengatakan, partisipasi politik untuk mencalonkan diri jadi Gubernur Kalteng cukup banyak dan ini merupakan hal yang sangat baik, karena lebih banyak pilihan untuk para calon. Namun, ia memandang penentuan terakhir tentu setelah adanya penetapan pasangan calon oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalteng.

“Saya melihat ini sebagai fenomena yang baik, karena yang mau mencalon kan cukup banyak itu, tentu akan lebih baik. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab hingga calon cukup banyak tersebut, salah satunya tentu semua ingin membangun Kalteng lebih baik, tapi mungkin juga melihat kinerja pemerintahan saat ini dan banyak pertimbangan lainnya. Kita lihat saja nanti akhirnya ada berapa calon yang akan lolos pada seleksi KPU,” tandasnya. bob