Jakarta/tabengan.com – Dalam pameran Hari Listrik Nasional ke-74 (HLN ke-74) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Selatan, Universitas Indonesia (UI) turut tampil dengan karya mobil listriknya. Berbeda dengan ITS yang membangun mobil sepenuhnya, UI memperlihatkan bagaimana mobil biasa dapat dikonversi menjadi mobil listrik.
Karya yang mereka tampilkan saat itu dihadirkan melalui mobil LCGC Daihatsu Ayla. Konversi itu hanya perlu mengangkat mesin saja dan diganti dengan motor penggerak listrik bersumber daya DC.
“Basic-nya sederhana, secara awamnya mesin diangkat terus kita ganti dengan motor DC. Jadi output dari baterai kan DC jadi kita nggak pakai inverter lagi jadi daya langsung masuk ke DC itu. Semua mesin sudah diangkat kecuali transmisi kita cuma ganti motor penggeraknya aja,” kata asisten dosen UI, Hadi Rudiyah saat ditemui di boothnya, Rabu (9/10/2019).
Ayla yang sudah tak lagi membakar bensin itu kini disokong baterai 72V 150 AH yang dapat menghasilkan output tenaga 10,8 kWh. Kemampuan jelajahnya menjadi sejauh 60 km dengan pengisian daya selama 4 jam. Mobil ini pun mampu mencapai kecepatan maksimum 80 km per jam.
“Ini sekali jalan 60 km, udah dicoba seputaran UI aja. Kecepatan maksimal 80 km per jam ngecas 4 jam. Baterainya masih bisa diganti karena masih riset,” kata Hadi
Ia juga menceritakan bahwa proses konversi ini tidak terlalu sulit karena tenaga ahli dari almamater yang memadai. Mengenai biayanya ia tak dapat merinci berapa besarannya. Kesulitan mereka hanya pada pengadaan baterai listrik yang memang masih sangat sulit didapatkan di dalam negeri.
“Biayanya secara satu mobil kurang tahu. Di UI ada 4 mobil, 3 mobil kecil 1 bus kalau dana saya kurang tahu. Pertama dari pengadaan barang, baterai apalagi kebanyakan impor. Pemasangan nggak masalah karena sudah cukup SDM-nya apalagi ada dosen yang sudah cukup ahli lah,” pungkasnya.