PALANGKA RAYA/tabengan.com – Seperti diketahui, kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan salah satu pintu masuk terhadap kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Syndrome (Aids) di berbagai negara umum, tak terkecuali di Palangka Raya.
Sebagai langkah awal mencegah hal tersebut terjadi di Kota Cantik, maka pemerintah kota melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) menggelar seminar akhir untuk kajian pengembangan model pencegahan IMS.
Wakil Wali Kota Palangka Raya, Hj Umi Mastikah saat ditemui Tabengan usai pembukaan kegiatan di Aula Peteng Karuhei I Balai Kota Palangka Raya menuturkan, jika meningkatnya kasus IMS secara global, belakangan ini akibat kurangnya penyuluhan kesehatan tentang IMS.
Melalui kajian pengembangan tersebut, ia berharap agar efektivitas pencegahan IMS di Kota Palangka Raya bisa lebih ditingkatkan.
“Tentu saja bahan kajian penelitaian ini adalah salah satu dasar diajukannya kebijakan-kebijakan berupa peraturan daerah (Perda) dan sebagainya, sebagai payung hukum dan perlindungan, serta sebagai tolok ukur dalam menentukan arah kebijakan pemerintah dalam mengatur masyarakatnya demi mewujudkan visi misi Kota Palangka Raya yang sehat, maju, rukun dan sejahtera untuk semua,” bebernya.
Selain itu, melalui kajian tersebut, pemerintah kota secara penuh mendukung kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial, dimana Indonesia bebas prostitusi.
Pemerintah kota sendiri, lanjut Umi, kini berupaya memberantas prostitusi, baik itu prostitusi yang bersifat konvensional seperti lokaliasi, maupun prostitusi online.
“Prostitusi yang saat ini marak adalah kasus prostitusi online, seiring dengan berkembangnya teknologi informasi digital. Untuk menjawab itu, tentu upaya pencegahan IMS harus lebih diperkuat dan dengan komitmen yang teguh, maka melalui kajian ini kita berupaya menciptakan tatanan masyarakat yang semakin baik kedepannya,” pungkas Umi. rgb