Ekobis  

Udang Papai Asal Kobar Diekspor ke China

PANGKALAN BUN/tabengan.com – Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) memilki garis pantai yang panjang dan landai. Kondisi yang demikian sangat memungkinkan dalam pengembangan hasil laut seperti udang papai atau udang rebon. Bahkan kini udang papai asal Kabupaten Kobar telah diekspor ke China.

Kepala Dinas Perikanan dan kelautan Kabupaten Kobar Rusliansyah melalui Kabid Pengembangan Usaha Perikanan, Hermanto mengatakan bahwa di Indonesia hanya di Kabupaten Kobar yang memiliki alat pengeringan dan alat pengukusan udang papai yang telah bersertifiasi dari Kementerian Kelautan.

“Pengelolaan udang papai hasil nelayan kita dikelola oleh PT Pilar Lautan Persada yang telah memegang ijin HACCP kelss B, sehingga diijinkan untuk melakukan ekspor. Saat ini udang papai kita diekspor ke China melalui Surabaya, karena pelabuhan kita disni belum memiliki countainer pendingin. Hal ini yang akan kita perjuangan ke pusat dan dari pihak karantina sudah menyetujui,” kata Hermanto kepada Tabengan, Rabu (20/11).

Hermanto menjelaskan, udang papai yang telah di ekspor sebanyak 12,6 ton yang di kemas dalam 1148 dus. Untuk setiap dusnya berisi 11 kg udang papai.

“Berdasarkan hasil kajian atas kondisi pantai kita landai, hal itu sangat berpotensi besar pengembangan udang papai. Saat ini kita baru melibatkan masyarakat nelayan Desa Kubu dan Keraya. Sebenarnya Desa Sungai Cabang Timur pun memilki potensi udang papai yang bagus, tetapi kendala transportasi kesana karena harus melalui laut sehingga baru dari dua desa saja,” kata Hermanto.

Dia menyebutkan, udang papai yang ditampung dari masyarakat, selain untuk dikeringkan juga dibuat terasi, sehingga ada dua keuntungan atas hasil tangkapan udang papai.

“Masyarakat sangat diuntungkan, karena selain untuk membuat udang papai juga bisa dikelola menjadi terasi. Saat ini kami tengah memperjuangkan agar masyarakat nelayan memiliki alat tangkap khusus udang papai untuk memenuhi permintaan negara China. Karena sesuai permintaan 500 ton untuk setiap tahunnya. Kendala peralatan nelayan sehingga belum bisa memenuhi permintaan meski potensi sangat besar,” ujar Hermanto.

Hermanto sangat optimis Kobar akan memilki produk sendiri hasil dari udang papai karena diakui oleh Kementerian Kelautan bahwa di Indonesia baru pertama kali di Kobar yang memilki pabrik pengelola udang papai yang di lengkapi peralatan pengukuran dan pengeringan yang canggih sesuai permintaan China.

“Hasil pengeringan udang papai kita sudah sempurna karena rendemen mencapai 20 sampai dengan 30 persen. Jadi dari 100 kg udang papai basah jika di keringkan hanya menjadi 20 kg udang papai kering. Hal itulah alasan mengapa udang papai kita tembus ke China karena memilki kualitas yang terbaik, pungkas Hermanto. c-uli