PALANGKA RAYA/tabengan.com – Paham radikalisme mempunyai dampak buruk yang banyak bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), di antaranya perpecahan karena adanya perbedaan pandangan dan pendapat di dalam masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Kapolda Kalteng Irjen Pol Drs. Ilham Salahudin, S.H., M.Hum., ketika memberikan orasi ilmiah saat sidang senat terbuka wisuda sarjana dan magister Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya Jalan G. Obos Komplek Islamic Center Kota Palangka Raya, Kalteng, Rabu (4/12) pagi.
“Adapun yang menjadi penyebab terjadinya radikalisme yaitu kesukuan, kemiskinan/kesenjangan globalisasi, pelanggaran harkat kemanusiaan, pemahaman agama dan dendam politik,” ungkap Kapolda.
Diterangkannya, institusi Polri dalam menindaklanjuti sekaligus mencegah paham radikal ini di antaranya melakukan penggalangan dan menerapkan deradikalisme, koordinasi terpadu antara Polri, TNI, Pemda, dan perguruan tinggi untuk mendeteksi dini situasi di seluruh lapisan masyarakat.
“Perguruan tinggi juga memiliki peranan penting dalam mencegah paham radikal ini, yaitu dengan menjadi pribadi yang teladan, memperkuat rasa nasionalisme serta berperan aktif ketika di dalam kehidupan bermasyarakat,” tuturnya.
Lebih lanjut mantan Dankorp Brimob mengharapkan, kearifan lokal yang ada di Kalteng untuk dimaksimalkan. “Ada satu salam yang kerap kali diucapkan pejabat ketika berhadapan dengan audiensi berupa tabe salamat lingu nalatai (salam jabat tangan untuk semua orang), salam sujud karendem malempang (hormat semoga dalam bahagia), adil katalino (bersikap adil pada sesama manusia), bacuramin kasaruga (bercermin ke surga), basengat kajubata (selalu mengingat tuhan pemberi kehidupan) seyogyanya harus menjadi pegangan bagi seluruh lapisan masyarakat Kalteng,” pungkasnya. tribrata.news