PALANGKA RAYA/Tabengan.com – Pemindahan Ibu Kota Negara RI ke Pulau Kalimantan, tepatnya di wilayah Provinsi Kalimantan Timur (Timur), tentu membawa dampak bagi masyarakat di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) sebagai provinsi penyangga.
Bagi kaum milenial, hal tersebut menjadi tantangan cukup berat, mengingat mobilisasi masyarakat dari luar daerah tidak dapat dielakkan lagi. Terlebih dalam hal persaingan di berbagai bidang kehidupan, termasuk sumber daya manusia (SDM).
“Tantangan ke depan dalam menghadapi ibu kota baru, berarti kita menghadapi situasi yang baru. Saya menganggap itu sebagai suatu tantangan sekaligus sebagai peluang,” ungkap Ketua Komite I Dewan Pewakilan Daerah (DPD) RI Agustin Teras Narang ketika berdialog dengan kaum milenial di salah satu cafe di Kota Palangka Raya, Selasa (17/12) malam.
Karena itu, menurut Teras, bagaimana kaum generasi milenial mampu mengantisipasi berbagai tantangan ke depan untuk dijadikan keuntungan dan bernilai tambah yang nantinya akan terlibat dalam persaingan di berbagai sektor.
Dikatakan, kondisi geografis dan infrastruktur Provinsi Kalteng memang jauh lebih sulit dibandingkan provinsi lain, seperti di Sulawesi maupun provinsi di Pulau Jawa. Akses transportasi sudah tersedia dan jarak tempuh tidak sejauh daerah di wilayah Kalteng.
“Ke depan tantangan kita makin berat, karena infrastruktur kita masih belum memadai sebagaimana daerah lain (Jawa dan Sulawesi). Saya ingin menggerakkan generasi milenial bahwa mereka ke depan supaya mampu bersaing,” kata Teras. adn