Jadi Penyangga IKN, Teras Dorong Pembangunan Infrastruktur di Kalteng

Ketua Komite I DPD RI Agustin Teras Narang saat melakukan pertemuan dengan sektor perkebunan
Ketua Komite I DPD RI Agustin Teras Narang saat melakukan pertemuan dengan sektor perkebunan, dalam rangka Kunjungan Kerja Ketua Komite I DPD RI, di Palangka Raya, Jumat (20/12). TABENGAN/DEBI

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Sebagai daerah penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Republik Indonesia, kesiapan infrastruktur di Provinsi Kalimantan Tengah sangat penting, agar masyarakat mudah ke ibu kota dan hasil pertanian, perkebunan, peternakan di daerah ini juga lebih mudah dikirim untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di IKN tersebut.

Ketua Komite I DPD RI Agustin Teras Narang, saat melakukan pertemuan dengan sektor perkebunan dalam rangka Kunjungan Kerja Ketua Komite I DPD RI di Palangka Raya, Jumat (20/12), mengatakan, Kaltim ditunjuk sebagai IKN yang baru, sementara daerah lainnya di Kalimantan, sebagai kabupaten atau provinsi penyangga, karena satu pulau. Namun pertanyaannya apakah kita sudah siap, bagaimana dengan infrastruktur kita?“

“Apakah mudah bagi masyarakat Kalteng untuk ke ibu kota baru? Sulit. Mudah naik pesawat, tapi apakah semuanya bisa naik pesawat, tidak bisa semuanya. Selain itu, misalnya hasil perkebunan, hasil pertanian, daging dan lainnya, apakah kita mudah untuk mengirimnya ke sana dengan infrastruktur seperti sekarang ini?” tanya dia.

Karena kalau dikirim lewat kapal, maka harus memutar lewat laut. Sementara mau lewat sungai, tidak tembus. Sedangkan tahun 2020 akan dilaksanakan perencanaan dan dilanjutkan dengan pembangunan infrastruktur utama ibu kota, 2024 sudah selesai, IKN RI pindah.

Jika dilihat dari peta, lanjut Teras, yang paling dekat dengan ibu kota baru itu adalah Sulawesi, dan yang paling dekat lagi Palu. Sehingga jangan berharap nanti batu-batu untuk membangun jalan-jalan itu dari daerah lain, nanti dari Palu, karena Palu penghasil batu cukup bagus.

“Bagaimana dengan daerah penyangga lain, akan gigit jari, karena infrastruktur kita tidak pernah terbangun. Sementara yang dibangun sampai 2024 itu hanya ibu kota yang ada di situ, membangun bandara internasionalnya,” ujarnya.

Untuk itu, mantan Gubernur Kalteng dua periode ini terus mendorong pembangunan infrastruktur di Kalteng. Dia menyebut idenya untuk membangun rel kereta api dari Puruk Cahu-Batanjung, itu luar biasa. Kalau itu disetujui, dibangun dan selesai, maka ketika ibu kota itu sudah pindah, kita tinggal menyambungnya.

“Kalau sudah tersambung, maka hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan Kateng bisa dengan mudah dikirim ke Ibu kota baru tersebut,” ujarnya. dkw