PALANGKA RAYA/tabengan.com – Setelah sempat bungkam, Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Palangka Raya Sirajudin akhirnya angkat bicara terkait insiden yang menimpa salah satu siswinya. Ia mengatakan, saat ini kondisi TA, siswi kelas IX-2 telah berangsur membaik.
“Kemarin sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Hasil rontgen tidak ada retak atau patah tulang ekor,” ucapnya mengklarifikasi pemberitaan yang menyebut siswinya cedera tulang ekor, Jumat (21/2) siang.
Dikatakan, peristiwa yang sempat membuat gempar sekolah itu terjadi pada saat jam istirahat kedua. Bukan pada jam belajar mengajar.
“Kejadiannya bukan pada jam belajar mengajar, tapi saat sedang istirahat,” tuturnya.
Sirajudin mengungkapkan, pihak keluarga dari teman TA yang melakukan perbuatan tersebut telah bertanggung jawab. Pihak sekolah juga melakukan pemantauan saat TA berada di rumah sakit.
“Berkaca dari peristiwa ini ke depan kita akan menekankan kepada murid agar jangan bergurau yang berpotensi membahayakan,” terangnya.
Wakil Wali Kota Palangka Raya Hj Umi Mastikah Prihatin
Wakil Wali Kota Palangka Raya Hj Umi Mastikah turut prihatin atas kejadian tersebut. Ia meminta kepada pihak sekolah meningkatkan pengawasan kepada anak didik, terutama saat jam pelajaran. Meskipun diakui, terkadang keterbatasan jumlah guru tidak sebanding untuk mengawasi seluruh siswa, namun Umi mengajak semua pihak, terutama para tenaga didik belajar dari pengalaman tersebut.
“Sekolah juga bisa memperbanyak kegiatan positif dan aktif di sekolah usai jam pelajaran, seperti kegiatan ekstrakurikuler. Kejadian seperti ini kan terjadi karena anak-anak terlalu banyak menghabiskan kegiatan di luar waktu belajar. Jadi untuk mengantisipasinya, salah satunya bisa dimulai dengan meningkatkan kegiatan aktif, positif dan berdaya guna bagi anak-anak sekolah,” ujar Umi.
Sementara itu Anggota Komisi C DPRD Kota Palangka Raya Riduanto mengaku sangat prihatin dengan insiden yang terjadi di SMPN 2. Menurutnya, hal tersebut kerap terjadi di Indonesia secara umum, di mana anak-anak usia sekolah sering bercanda bersama teman-temannya secara berlebihan namun tak sadar menyebabkan kerugian bagi pihak lain.
“Ini seperti tidak pernah ada habisnya terjadi di kalangan siswa sekolah, baik yang ada di Palangka Raya maupun wilayah lainnya di Indonesia. Saya rasa hal seperti ini harus bisa segera dihentikan, terutama perilaku anak-anak yang sering sekali bercanda berlebihan tanpa memandang konsekuensinya lebih jauh,” kata Riduanto kepada Tabengan, Jumat (21/2).
Untuk itu, politisi PDI Perjuangan ini berharap agar ada pemberian efek jera supaya kejadian serupa tidak terulang kembali. Meskipun siswa yang melakukan keisengan tersebut masih di bawah umur, namun melihat dampak medis maupun psikologis terhadap anak yang menjadi korban, seharusnya tindakan tegas harus tetap diambil oleh pihak terkait.
Terpisah, Kapolsek Pahandut Kompol Edia Sutaata ketika dikonfirmasi menyatakan SMPN 2 Palangka Raya tidak ada melaporkan kasus tersebut ke Polsek. fwa/rgb