Teras: Kesadaran Tolak Politik Uang dari Diri Sendiri

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Ketika melakukan reses ke sejumlah desa di wilayah Kabupaten Pulang Pisau (Pisau), Senin (9/3/2020), Ketua Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Agustin Teras Narang kembali menekankan soal politik uang.

“Keberanian untuk menolak politik uang mesti datang dari diri sendiri. Itu yang saya selalu sampaikan kepada publik dalam kegiatan reses DPD RI di wilayah Kalimantan Tengah,” tegas Teras.

Teras mengingatkan masyarakat agar tak sekadar melihat Pilkada sebagai ajang memilih pemimpin. Melainkan juga momen melakukan perubahan untuk kehidupan masyarakat dan pemilih itu sendiri. Maka tak boleh sembarang memilih, apalagi memilih pelaku politik yang menyebar uang untuk membeli martabat rakyat.

“Memang tak mudah, apalagi bila sejak awal calon yang diusung partai juga mengeluarkan banyak biaya dalam Pilkada. Pun begitu calon independen berat dalam memenuhi syarat pencalonan,” jelas dia.

Ujungnya, sambung mantan Gubernur Kalteng dua periode ini, akan berakhir pada besarnya beban biaya calon untuk memimpin. Bila terpilih, sulit berharap pemimpinnya akan total bekerja untuk rakyat. Ada jebakan modal besar yang mesti dikembalikan.

“Sebagai seorang kontestan Pilkada langsung angkatan perdana dan memenangkan dua kali pesta demokrasi daerah, saya bersyukur tak ada mahar politik dan biaya besar yang harus dikeluarkan untuk diusung partai. Hasilnya, secara moril saya tak terbebani dan dapat fokus bekerja sepenuhnya untuk kepentingan rakyat Kalteng,” ungkapnya.

Teras mengaku banyak pihak, baik masyarakat maupun perangkat desa, yang menyebut bahwa dirinya banyak bekerja untuk rakyat. Hal itu sudah dilakukan sejak menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan memimpin Komite II DPR RI. Itu bisa dilakukan karena biaya politik tidak mahal dan ada fokus pada kepentingan publik. Hasilnya, melalui DPR juga pernah memperjuangkan pemekaran Kabupaten dan Kota di Kalteng menjadi seperti sekarang.

Karena tanpa beban politik uang, kepemimpinan bisa lebih dijalankan dengan lapang. Tanpa politik uang, bisa lebih fokus mendengar beban rakyat yang kesusahan. Tanpa politik uang, bisa mencari solusi untuk berbagai masalah, termasuk masalah masyarakat peladang. Peladang yang makin banyak mengeluhkan lahannya kini tak lagi produktif karena beban aturan.

“Mari para sahabat dan khususnya generasi muda. Lawan politik uang dan perjuangkan masa depan untuk generasi kalian. Generasi yang mampu berkolaborasi dengan beragam kepentingan demi kesejahteraan bersama,” ujarnya. adn