tabengan.co.id – Deru suara mesin memecah keheningan Desa Telaga Baru, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kamis (23/3). Di depan sebuah rumah sederhana yang berbahan kayu di Jalan Ir H juanda ini, terlihat tumpukan akar kayu gaharu sisa kebakaran lahan. Akar kayu gaharu tersebut ternyata merupakan bahan untuk pembuatan tasbih yang diekspor ke Cina dan Arab Saudi.
Sudah 7 tahun terakhir, Rofi (48), menekuni kerajinan pembuatan tasbih. Pangsa pasar tasbih yang dibuatnya adalah ekspor ke Cina dan Timur Tengah. Ada beberapa macam tasbih yang dibuatnya. Untuk pangsa pasar Timur Tengah, khususnya Arab Saudi, tasbih bikinannya berukuran lebih kecil dengan jumlah 99 biji per tasbih.
Sedangkan untuk yang dijual ke Cina, tasbih yang dijual ukurannya lebih besar, dengan jumlah biji 108 per tasbihnya. “Kalau untuk dijual ke Arab, itu biasanya tasbih untuk umat Islam. Sedangkan yang ke Cina biasanya untuk umat Budha,” terang Rofi, saat disambangi Tabengan, Kamis (23/3).
Disampaikannya, harga tasbih yang ukuran kecil dengan bahan baku kayu gaharu tersebut dijualnya sekitar Rp150 ribu per buah. Untuk yang ukuran besar harganya lebih mahal lagi.
“Harga tasbih juga bergantung jenis kayu. Kalau kayu gaharunya bagus, biasanya sudah berwarna hitam pekat, bisa lebih mahal lagi,” tandasnya.
Menurutnya, tasbih yang dibuatnya itu biasanya sudah ada pemesannya. Dia membuat tasbih sesuai dengan pesanan dan juga ketersediaan bahan baku. Dalam satu bulan dia bisa melakukan satu hingga dua kali pengiriman.
“Ada yang pesan ke saya dari pembeli di Jakarta. Merekalah yang mengirim ke Arab Saudi atau Cina,” tandasnya.
Dijelaskannya, di luar negeri, tasbih yang dibuatnya itu harganya bisa melambung tinggi hingga jutaan rupiah. “Karena kualitas kayunya bagus. Bila digosok mengkilat dan wanginya keluar,” terangnya.
Untuk membuat tasbih tersebut, Rofi dibantu beberapa karyawan. Dia menggunakan alat khusus untuk membuat biji tasbih dengan berbagai ukuran. Biji tasbih tersebut kemudian dirangkai hingga membentuk satu tasbih.
Untuk bahan baku, lanjutnya, biasanya ada yang langsung mengantar ke rumahnya. Untuk bahan baku kayu gaharu dengan kualitas bagus harganya cukup mahal, yaitu Rp 50 ribu per kilogramnya. Kayu gaharu tersebut biasanya berasal dari sisa-sisa kebakaran lahan yang dikumpulkan oleh warga.
“Kalau untuk dijual di pasar lokal mungkin dianggap agak mahal, makanya dijual ke luar negeri, meskipun ada juga sebagian yang dipasarkan di dalam negeri. Padahal kalau di Arab Saudi yang belinya juga kadang orang Indonesia juga sebagai oleh-oleh pulang haji atau umroh,” pungkasnya. arbit safari