PANGKALAN BUN/tabengan.com – Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Drive Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat tidak bisa berbuat apa-apa ketika harga gula di pasar terus meroket. Pasalnya, di gudang Bulog sendiri hampir sebulan mengalami kekosongan. Harga gula sesuai harga eceren tertinggi (HET) hanya Rp12.500 namun kenyataannya di pasaran sekarang mencapai Rp20 ribu/kilogram. Naiknya harga gula ini karena pasokan yang dikirim terus berkurang, sehingga membuat harganya terus melambung.
Kasi Harga Analis Pasar dan Pelayanan Publik Bulog Sub divre Pangkalan Bun Habib Muntaqi menjelaskan, stok gula memang sudah sebulan lebih kosong. Bulog juga tidak bisa melakukan operasi pasar terkait meningkatnya harga gula di pasar.
“Stok gula di gudang Bulog Sub Divre Pangkalan Bun saat ini masih kosong. Ini terjadi sudah sebulan lebih, dan sebelum gula kosong, kami sudah memesan gula, namun kondisi kekosongan ini terjadi di mana-mana. Mengingat petani tebu banyak yang belum panen sehingga produksi gula juga berkurang,” kata Habib Muntaqi, Jumat (10/4/2020).
Namun demikian, pihaknya telah mendapatkan kabar baik bahwa pada Senin pekan depan akan datang 1.000 kilogram gula ke gudang Bulog Sub Divre Pangkalan Bun.
Habib Muntaqi menjelaskan, gula tersebut nanti tidak dijual eceran melainkan dalam bentuk paket sembako. Pihaknya akan menjual paket sembako yang harganya lebih murah.
“Kami akan menjual dalam bentuk paket sembako murah yang terdiri dari gula, beras, minyak goreng dan tepung terigu. Harga yang kita juga lebih murah dari pasaran. Paket sembako murah ini untuk meringankan beban masyarakat Kobar di tengah wabah virus Corona dan menjelang bulan suci Ramadan,” terang Habib Muntaqi. c-uli