TRIPOLI/tabengan.com – ratusan pengunjuk rasa turun ke jalanan di Lebanon dengan mobil mereka, untuk menentang buruknya kondisi ekonomi dan sosial di negara itu. Konvoi terpusat di Lapangan Martir.
Demonstran berhenti di dekat kompleks parlemen, di mana saat itu anggota parlemen bertemu untuk membahas puluhan undang-undang, termasuk melegalkan penanaman ganja untuk keperluan medis dan industri.
Dikutip dari Al Jazeera, pekan kemarin, deretan mobil yang dikendarai pengunjuk rasa ditutupi dengan bendera Lebanon. Mereka menyanyikan lagu-lagu revolusioner. Bendera juga dikibarkan oleh pengunjuk rasa, yang mengeluarkan sebagian tubuhnya dari mobil.
“Ini adalah teriakan keras ke negara, untuk mengatakan bahwa kami belum terhapus,” ujar seorang sutradara film terkemuka Lebanon yang berpartisipasi dalam protes itu, Ghassan Salhab.
Ghassan kembali menyampaikan, jika pengunjuk rasa memilih menggunakan mobil agar tetap mematuhi aturan sosial distancing yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Kami telah melihat tingkat kelaparan tumbuh di negara itu di daerah-daerah seperti Tripoli, dan kami merasa perlu untuk melakukan sesuatu dalam solidaritas,” katanya.
Sejak musim panas lalu, mata uang Libanon telah terdepresiasi lebih dari 50 persen. Inflasi pun diatur untuk mencapai 27 persen, menurut statistik kementerian keuangan yang dirilis akhir bulan lalu.
Puluhan ribu orang kehilangan pekerjaan, dan ada juga yang upahnya dipotong. Sementara, setengah dari penduduk negara itu diproyeksikan jatuh di bawah garis kemiskinan tahun ini. Bank juga telah menerapkan kontrol ketat sejak November lalu. m-com