WUHAN/tabengan.com – Sebanyak 10 perawat yang mempertaruhkan nyawa menyelamatkan ribuan pasien infeksi virus Corona di Wuhan, Cina menggelar nikah massal setelah tertunda tiga bulan.
Mereka bergabung dengan semua pasangan lain untuk menikah massal yang diselenggarakan pihak Rumah Sakit Renji pada 1 Mei lalu. Pernikahan massal berlangsung di hotel bersejarah bintang lima di Cina, Waldorf Astoria Shanghai on the Bund.
Chen Mei, perawat di rumah sakit Renji yang berafiliasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Jiao Tong Shanghai ikut dalam tim kemanusiaan ke Wuhan yang diserang wabah Corona.
Kekasihnya, Wu Xianbing (27) sepakat dengan Chen untuk menunda pernikahan mereka yang dijadwalkan dirayakan pada Festival Musim Semi. Selama tiga bulan dia terpisah dengan kekasihnya.
“Kami tahu itu berat, namun itu sesuatu yang baik yang dikerjakan,” kata Chen.
Chen merupakan perawat perempuan yang sudah selesai menjalani karantina 14 hari dan dinyatakan bebas dari virus setelah menjalani tes kesehatan, sebagaimana dilaporkan Asia One, kemarin. Dia kembali ke Shanghai ke rumahnya pada pertengahan April lalu.
Nikah massal 10 pasangan perawat ini dihadiri anggota keluarga dan teman dekat. Tentunya mereka tetap menerapkan jarak sosial.
“Hampir tiga bulan lalu, para pasangan pengantin wanita ini mengenakan seragam perawat alih-alih gaun pengantin putih. Mereka sekarang sudah kembali dengan selamat, sangat penting bagi kami untuk mengadakan upacara ini untuk mereka,” kata Xia Qiang, penyelenggara pesta di Rumah Sakit Renji.
Pihak hotel pun memberikan hadiah kepada pasangan pengantin pekerja medis yang ikut nikah massal sebagai ungkapan terima kasih atas dedikasi mereka menyelamatkan pasien yang diserang virus Corona di Wuhan.
Ribuan tim medis mulai kembali ke rumah mereka sejak pertengahan Maret lalu setelah wabah Corona di Wuhan mereda. Wuhan, ibukota provinsi Hubei di menjadi awal penemuan virus Corona dan dalam tempo sebulan berubah menjadi wabah, sehingga Cina memberlakukan lockdown selama lebih dari 2 bulan terhitung sejak Januari lalu. t-com