PALANGKA RAYA/tabengan.com – Pengunduran diri Habib Ismail bin Yahya sebagai bakal calon Wakil Gubernur Kalimantan Tengah pasangan H Sugianto Sabran di Pilkada mendatang, mendapat tanggapan beragam dari pemerhati Bumi Tambun Bungai dan Pancasila.
Habib Ismail yang kini Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Senin (25/5/2020), kepada awak media menyatakan mundur dalam pencalonan sebagai Wagub Kalteng lima tahun ke depan.
Peneliti dari Fakultas Sosial Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMP) Farid Saku MSi mengemukakan, dinamika politik selalu diikuti oleh simbol-simbol, momennya sangat simbolik, di tengah suasana pandemi Covid-19, bahkan masih suasana Idul Fitri. Isu keretakan SOHIB terkonfirmasi lewat momen ini.
Menurutnya, ada perbedaan visi perbedaan prinsip rentang arah pembangunan Kalteng antara mereka berdua. Kemudian sekarang ini berada pada tahap pemunculan sebelum masuk arena tempur
“Nah ini adalah tahap krusial. Karena seleksi alamnya sangat ketat. Hanya mereka yang punya mental petarung dan modal elektoral yang mampu eksis melanjutkan kontestasi,” katanya.
Momen ini pula, tutur Farid, punya magnet yang kuat sebagai pembuka jalan kelanjutan panggung kandidasi setelah beberapa bulan isu publik dikuasai oleh pandemi Covid-19.
Terkait massa PKB perahu Habib, menurut Farid, mulai mengatur rumus kalkulator politiknya. Yang harus dicermati adalah kehadiran Demokrat dan Gerindra pada konfers Habib tersebut.
Apalagi strategi para tokoh ke depan akan lebih menguras energi untuk memperkuat elektabilitas.
Karena pandemi Covid-19 sejatinya belum ada kepastian kapan akan berakhir.
“Momen ini membuat spekulasi masyarakat kembali mengutak-atik nama-nama yang beredar, seperti Dr H Riban Satia dan Dr H Ujang Iskandar, umumnya cukup intens untuk kembali ke permukaan. Di beberapa daerah Kalteng baliho mereka bermakna simbolik dalam balutan nuansa selamat Idul Fitri,” ujarnya.
Dan, yang paling menjadi penasaran publik mengutak-atik nama yang bakal mendampingi KH 1 kontestasi ke depan, sebelum keputusan KPU Provinsi penetapan calon Gubernur dan Wakil Gubernur.
Sementara itu, Heru Hidayat, pemerhati sosial dan mantan aktivis HMI mengungkapkan, dinamika-dinamika bisa saja terjadi. Provinsi Kalteng memiliki banyak pengalaman dalam setiap pemilihan kepala daerah, tentunya paling menjadi penasaran publik mengutak-atik nama yang akan mendampingi KH 1 dalam kontestasi ke depan. ist/hil