Fasilitas Minim, Tenaga Medis dan Guru Minta Pindah Tugas

HJ SITI NAFSIAH

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Minimnya guru dan tenaga medis menjadi persoalan pelik, yang kini mesti dihadapi pemerintah daerah (Pemda). Keluhan tersebut kerap datang dari daerah, yang menyampaikan aspirasinya kepada kalangan DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng). Persoalan itu sendiri mendapat tanggapan dari jajaran Komisi III DPRD Kalteng, yang membidangi kesejahteraan rakyat (Kesra).

Menurut Wakil Ketua Komisi III Hj Siti Nafsiah, pihaknya belum lama ini menemui masalah kurangnya jumlah tenaga pengajar, khususnya di wilayah Katingan. Tidak hanya soal sumber daya manusianya saja, namun juga fasilitas, sarana prasarana dan hal penting lainnya.

“Kekurangan ini merupakan persoalan klasik, yang kerap terjadi di daerah. Memang usulan terkait itu dari masyarakat juga kita sampaikan ke dinas terkait,” ujarnya belum lama ini.

Problema yang sama juga dialami oleh bidang kesehatan, yang juga kekurangan tenaga. Terkait itu pihaknya menilai faktor utama yang melatarbelakangi kekurangan tersebut, adalah penyebaran yang tidak merata.

Wakil rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) I, meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Gunung Mas (Gumas) tersebut menambahkan kebanyakan guru-guru maupun tenaga medis atau dokter yang mengabdi di pedesaan, memilih untuk pindah tugas ke perkotaan.

Hal itu terindikasi seringkali terjadi, dimana banyaknya perpindahan tenaga-tenaga tersebut, di kabupaten-kabupaten. “Terindikasi karena kedekatan dengan pejabat daerah atau lainnya, lalu usulan pindah tugas ke kota disetujui. Ini yang jadi persoalan terus menerus terjadi di daerah,” ujar wanita murah senyum tersebut.

Memang tidak bisa dipungkiri, kekurangan fasilitas maupun sarana prasarana di pelosok desa, juga jadi alasan utama pindah tugas. Ironisnya insentif yang tidak sesuai harapan, ditambah minimnya segala macam kebutuhan, menjadi latar belakang utama keinginan bertugas di kota.

Kondisi tersebut ditambah dengan jauhnya jarak tempuh serta sulitnya topografi, yang membuat para tenaga-tenaga itu mesti ekstra “berjuang” di lapangan, demi menunaikan tugasnya sebagai abdi negara.

“Contohnya seperti ada seorang dokter yang mengabdi di Pegatan, Katingan Kuala, Kabupaten Katingan. Selain tempatnya sangat jauh ke pelosok, kondisi rumah dinas si dokter sendiri sangat tidak manusiawi,” ucap Legislator dari Fraksi Golkar tersebut.

Maka masalah-masalah semacam itulah, yang mestinya ditindaklanjut pemerintah daerah maupun pemprov. Tujuannya agar para tenaga-tenaga tersebut, lebih betah dalam melaksanakan kinerjanya. drn